Indonesia kemungkinan impor minyak 1 juta barel per hari pada 2025
“Penemuan ladang minyak baru yang besar mungkin sekitar 15 tahun yang lalu di Cepu. Lainnya tidak ada,” ungkap Menteri Jonan.

Jakarta Raya
Iqbal Musyaffa
JAKARTA
Indonesia kemungkinan akan mengimpor minyak hingga 1 juta barel per hari pada 2025 atau 2030, atau 2 kali jumlah impor minyak sekarang.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Ignasius Jonan, saat ini impor minyak mentah Indonesia sekitar 400 ribu barel sehari sementara kebutuhan konsumsi BBM harian sebesar 1,3 juta barel dengan produksi hanya 775 ribu barel per hari.
“Penemuan ladang minyak baru yang besar mungkin sekitar 15 tahun yang lalu di Cepu. Lainnya tidak ada,” ungkap Menteri Jonan.
Menteri Jonan mengatakan ada dua cara untuk menghindari potensi besarnya impor minyak mentah tersebut, yakni melalui gasifikasi gas menjadi dimethyl ether (DME) untuk mengurangi impor LPG dan juga pengembangan mobil listrik.
“Kita sangat mendorong industrialisasi pembuatan kendaraan listrik,” tekan Menteri Jonan.
Listrik sebagai sumber energi pada kendaraan menurut dia, bisa dihasilkan dari sumber energi yang ada di Indonesia seperti batu bara, gas alam, geotermal, air, tenaga surya, bio massa, arus laut, dan angin.
“Pengembangan mobil listrik diharapkan bisa mengurangi impor BBM,” tambah dia.
Keseriusan pengembangan mobil listrik, menurut Menteri Jonan, akan sangat mempengaruhi ketergantungan impor minyak mentah Indonesia.
Dengan adanya industrialisasi mobil listrik, maka harga mobil listrik di dalam negeri akan lebih murah.
Menteri Jonan menyebut saat ini harga mobil listrik produksi Tesla seharga Mercedes Bens S Class sekitar Rp5,5 miliar yang sangat mahal.
“Gaji saya tidak cukup untuk beli mobil listrik itu,” ungkap dia.
Selain itu, demi bisa mengurangi impor BBM, Menteri Jonan juga meminta Pertamina fokus pada industri hulu dan juga petrokimia.
Industri petrokimia merupakan salah satu sektor hulu yang dapat menyediakan bahan baku untuk hampir seluruh sektor hilir dan berpotensi menambah devisa negara.
“Kalau sektor hilir migas, selama masyarakat ada, penjualannya masih tetap jalan,” tambah Jonan.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.