Indonesia kembangkan DME untuk gantikan elpiji
DME bisa dihasilkan dari batu bara gas bumi, biomassa atau limbah yang tersedia di dalam negeri

Jakarta Raya
JAKARTA
Indonesia mengembangkan pemanfaatan Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif gas elpiji untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan karakteristik DME banyak memiliki kesamaan baik sifat kimia maupun fisika dengan LPG.
"Karena mirip makanya bisa menggunakan infrastruktur LPG yang ada sekarang, seperti tabung, storage, dan handling eksisting," ujar dia dalam siaran pers, Rabu.
Kelebihan lain adalah DME bisa diproduksi dari berbagai sumber energi, termasuk bahan yang dapat diperbarui.
"Meskipun industrinya belum ada di Indonesia, kami akan mengembangkan pendukung teknis di dalam negeri baik dari sisi produksi dan pemanfaatan," kata Dadan.
Menurut Dadan saat ini penggunaan elpiji terutama untuk penggunaan rumah tangga sudah meningkat hingga 96 persen, sejak berhasil menggantikan minyak tanah.
Sejauh ini 75 persen elpiji yang beredar di Indonesia adalah hasil impor.
“Jika kita tergantung impor dari sisi ketahanan energi akan tidak baik," ujar dia.
Menurut dia calorific value (kandungan panas) DME memang lebih rendah dari elpiji.
Jika DME sebesar 7.749 Kcal/Kg, sementara kandungan panas elpiji mempunyai kandungan panas 12.076 Kcal/Kg.
Namun, DME memiliki massa jenis yang lebih tinggi, sehingga dalam perbandingan kalori antara DME dengan elpiji sekitar 1 : 1,6.
DME juga mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20 persen.
”Elpiji menghasilkan emisi 930 kg CO2, sedangkan DME hitungannya akan berkurang menjadi 745 kg CO2.
“Ini nilai-nilai yang sangat baik sejalan dengan upaya-upaya global menekan emisi gas rumah kaca," urai Dadan.
Di samping itu, kualitas nyala api yang dihasilkan DME lebih biru dan stabil, tidak menghasilkan partikulat matter (pm) dan NOx, serta tidak mengandung sulfur.
DME menurut Dadan juga merupakan senyawa eter paling sederhana mengandung oksigen dengan rumus kimia CH3OCH3 yang berwujud gas, sehingga proses pembakarannya berlangsung lebih cepat dibandingkan elpiji.
“DME bisa dihasilkan dari batu bara, gas bumi, biomassa, limbah dan Coal Bed Methane (CBM),” ujar dia.
“Indonesia perlu meningkatkan basis energi yang sumber bahan bakunya itu ada di dalam negeri. Jadi, ada multiplier effect yang bisa kita dapat secara nasional,” ujar dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.