Ekonomi

Indonesia ingin jadikan Turki penghubung ke Afrika dan Balkan

Pasar ekspor produk-produk Indonesia perlu peralihan dari pasar tradisional

Muhammad Latief  | 13.10.2017 - Update : 13.10.2017
Indonesia ingin jadikan Turki penghubung ke Afrika dan Balkan Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita (kedua kanan) bersama Deputi Perdana Menteri Turky, Fikri Isik (kanan) melihat kelapa sawit atau palm oil, salah satu produk ekspor terbesar Indonesia, di Pameran Trade Expo yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, 12 Oktober 2017. (Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency)

Jakarta

Muhammad Latief

TANGERANG

Pemerintah ingin menjadikan Turki sebagai penghubung pemasaran produk-produk Indonesia ke negara-negara Balkan, Asia Tengah, dan Afrika, demikian diungkapkan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo di area Trade Expo Indonesia (TEI), Tangerang, Banten, Jumat.

“Selain pasar, kita perhatikan Turki dari aspek logistiknya. [Mereka] jadi penghubung ke negara-negara lain,” ujarnya.

Demikian juga Turki, kata Iman, memandang Indonesia sebagai penghubung untuk pasar ASEAN dan negara-negara anggota Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yaitu ASEAN ditambah Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

Peran ini, menurut Iman, sangat penting karena Indonesia kini sedang berusaha mengalihkan pemasaran dari negara-negara pasar tradisional, seperti Amerika dan China, ke negara-negara baru.

Pasar tradisional ini, kata Iman, saat ini sedang mengalami pelambatan ekonomi sehingga permintaan pada barang-barang produk Indonesia menurun, seperti Tiongkok. Selain itu ada juga hambatan masuk yang kian membesar, seperti ke Amerika Serikat.

Kedua negara, menurut Iman, sepakat untuk tidak saja memandang pasar di masing-masing negara, namun lebih luas ke pasar di negara-negara sekitarnya.

Ini karena perdagangan global dewasa ini saling berhubungan dan membentuk rantai pasokan, sehingga hambatan tarif sudah semakin menurun.

Data dari Kemendag pada tahun 2016, Turki merupakan negara tujuan ekspor nonmigas ke-23 dengan nilai USD1,02 miliar dan negara asal impor nonmigas ke-34 bagi Indonesia dengan nilai USD311,1 juta.

Nilai ini memberikan surplus bagi Indonesia sebesar USD712,9 juta. Adapun total perdagangan Indonesia dengan Turki mencapai USD1,33 miliar.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir, neraca perdagangan kedua negara menunjukkan surplus bagi Indonesia.

Produk ekspor utama Indonesia ke Turki adalah woven fabrics of synthetic filament yarn; yarn of synthetic staple fibre; natural rubber; synthetic filament yarn; dan yarn of artificial staple fibre.

Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Turki adalah unmanufactured tobacco; petroleum oils and oils obtain from bituminous minerals; wheat or meslin flour; Borates, peroxoborates; dan starches, inulin.

Sementara investasi Turki di Indonesia mencapai USD2,7 juta dengan 61 proyek dan tercatat sebagai mitra investasi ke-43.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın