Indonesia incar pelajari teknologi panas bumi dari Turki
Namun anggota Dewan meminta pemerintah mengatur regulasi harga jual tetap

Jakarta
Muhammad Latief
JAKARTA
Wakil Ketua DPR Agus Hermanto menyambut baik masuknya Hitay Energy Holding di Turki, yang akan menginvestasikan dana sebesar Rp 3 triliun untuk mengembangkan teknologi energi panas bumi di Indonesia.
Agus dan beberapa anggota Dewan lain yang beberapa waktu lalu mengunjungi kantor Hitay Energy Holding menyatakan pada Senin, Indonesia bisa mempelajari teknologi mereka dalam memanfaatkan panas bumi.
Namun untuk semakin menggairahkan investor asing maupun dalam negeri mengembangkan energi baru terbarukan ini, pemerintah diminta segera menetapkan regulasi fix price (harga jual tetap) listrik dari hasil pengembangan energi panas bumi di Indonesia.
“Kondisi saat ini, harga energi panas bumi berbeda pada tiap daerah,” kata dia.
Hitay Energy Holding akan menggarap potensi energi sebesar 50 megawatt (MW) di Gunung Talamau, Kabupaten Pasaman Barat; dan Gunung Tandikek, Kabupaten Agam, Padang Pariaman, Provinsi Sumatra Barat.
Masuknya Hitay Energy menambah ramai proyek pemanfaatan panas bumi di Sumatra Barat. Sebelumnya sudah ada Supreme Energy, sebuah konsorsium energi asal Indonesia, Jepang, dan Prancis yang menggarap 200 MW di Solok Selatan.
Hitay Energy juga berminat mengeksplorasi panas bumi di Gunung Kembar, Kabupaten Gayo Lues, Aceh.
Menurut Agus, Undang-undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi belum dijabarkan dalam aturan pelaksana tentang harga jual tetap energi dari panas bumi. Aturan ini diperlukan, agar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa memberikan fix price pada semua investor.
“Agar investor bisa merencanakan pengembangan panas bumi di Indonesia dengan lebih jelas,” ujarnya.
Pemerintah, menurut Agus harus memperhatikan hal ini untuk mendorong kemajuan pemanfaatan energi panas bumi. Ini adalah bagian dari target bauran energi baru terbarukan pada total konsumsi energi nasional mencapai 23 persen pada 2025.
“Dari mana saja, dari dalam negeri kita ok, BUMN kita juga ok, tetapi fix price-nya harus diatur dulu.”
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.