Indonesia dan Singapura sepakat bekerjasama tingkatkan sektor pariwisata
Dengan kebijakan koridor perjalanan ini, para pebisnis dan turis bisa bepergian secara bebas dari kawasan Bintan – Batam - Karimun - Singapura dan sebaliknya

Jakarta Raya
JAKARTA
Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat melanjutkan kerja sama ekonomi kedua negara.
Komitmen ini kembali ditegaskan dalam pertemuan antar petinggi kedua negara yang digelar secara virtual, Jumat.
Pertemuan bilateral dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo.
Menko Airlangga juga mengapresiasi komitmen investasi Singapura ke Indonesia.
“Pada tahun lalu, investasi Singapura mencapai USD 9,8 Miliar, meningkat 34 persen jika dibandingkan besaran investasi Singapura pada tahun 2019,” kata Airlangga.
Airlangga menambahkan, investasi Singapura pada tahun lalu mencapai rekor tertinggi dalam 6 tahun terakhir.
“Ini menunjukkan hubungan yang sangat baik antara kedua negara,” tambah dia.
Tak hanya itu, pertemuan ini juga membahas “tiga jembatan” yang diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura.
Sekaligus memperkokoh eksistensi kedua negara di kawasan ASEAN dan Internasional.
Ketiga jembatan yang dimaksud adalah jembatan digital, jembatan infrastruktur, dan koridor perjalanan atau travel bubble yang juga disebut travel arrangement.
Dengan adanya jembatan digital Indonesia dan Singapura, keberadaan Batam diharapkan mampu menjadi pusat pengembangan pusat data dan pusat pengembangan industri digital di Indonesia.
Sebelumnya, 2 Maret 2021 pemerintah meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Batam.
KEK Nongsa Digital Park diharapkan akan menjadi pintu masuk bagi perusahaan Teknologi Informasi internasional dari Singapura dan mancanegara.
“KEK Nongsa Digital Park ini diharapkan dapat menghemat devisa negara dalam bisnis digital sekitar Rp20 triliun sampai Rp30 triliun per tahun dengan kontribusi terbesar dari sektor data center dan pendidikan internasional,” jelas Airlangga.
Selain itu, Airlangga juga mengatakan, Singapura dan Indonesia akan mengutamakan kerja sama pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis Teknologi Informasi.
Sementara untuk jembatan infrastruktur akan dimulai dengan pembangunan jembatan Batam – Bintan atau jembatan Babin sepanjang 6,4 km pada Tahun 2022.
Jembatan ini akan menjadi salah satu jembatan terpanjang di Indonesia.
Nantinya, jembatan Batam – Bintan ini akan memiliki row jalan 100 meter dan dibagi dalam tiga trase.
Yaitu trase Pulau Batam, trase Pulau Tanjungsauh dan trase Pulau Bintan.
Keberadaan jembatan ini akan memudahkan pelaku usaha di Bintan untuk mengirimkan produk pertaniannya ke Batam untuk selanjutnya di ekspor ke Singapura atau ke negara lain.
“Pembangunan jembatan Batam – Bintan ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas dari Bintan dan Batam ke Singapura dan sebaliknya,” jelas Airlangga.
Kerjasama juga akan dilakukan untuk membantu sektor pariwisata melalui Travel Bubble. Travel Bubble menjadi bagian dari upaya memulihkan sektor pariwisata.
Bintan merupakan salah satu tujuan destinasi pariwisata Singapura di Indonesia.
Terkait hal ini, Indonesia dan Singapura sepakat untuk membentuk tim membahas kemungkinan dilakukannya travel bubble antara Singapura dan Indonesia.
Hal ini dimulai melalui kesepakatan koridor perjalanan antara Singapura dengan kawasan Batam – Bintan – Karimun (BBK).
Dengan adanya kebijakan ini, para pebisnis dan turis memungkinkan untuk bepergian secara bebas dari kawasan BBK - Singapura dan sebaliknya.
Namun Airlangga menegaskan, protokol kesehatan ketat akan diterapkan sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo.
“Di masa sulit seperti saat ini, negara ASEAN harus terus menunjukkan soliditasnya dengan berkolaborasi dan saling membantu, termasuk di dalamnya adalah meningkatkan kerjasama di bidang pariwisata,” ungkap Airlangga.
Tim Kerja untuk penerapan Travel Bubble akan melibatkan Kementerian atau lembaga terkait seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Kesehatan, dan Direktorat Jenderal Imigrasi.
Airlangga menerangkan, pembentukan Tim Kerja ini disambut baik oleh Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat.
Serta Duta Besar masing-masing negara akan turut berkoordinasi dalam Tim Kerja tersebut.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.