Indonesia dan Jepang masih kaji ulang IJEPA
Jepang ingin memasukkan e-commerce ke dalam kesepakatan IJEPA, namun Indonesia belum mau masuk ke dalam pembahasan tersebut

Jakarta Raya
Iqbal Musyaffa
JAKARTA
Kementerian Perdagangan mengatakan Indonesia dan Jepang saat ini masih melakukan general review atau kaji ulang secara umum mengenai kesepakatan dagang Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan hal tersebut seusai bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Hiroshige Seko di Jakarta, Rabu.
Menurut Enggar, Jepang ingin memasukkan e-commerce ke dalam kesepakatan IJEPA, namun Indonesia belum mau masuk ke dalam pembahasan tersebut.
“Dasarnya bukan menolak, tetapi kami butuh waktu untuk membahas e-commerce,” jelas Menteri Enggar.
Enggar mengatakan pembahasan general review IJEPA akan berlangsung agak panjang sebagaimana pembahasan CEPA dengan Australia yang sudah disepakati Maret lalu.
“Pembahasan ini tidak bisa dilihat secara sepotong, tapi harus komprehensif kalau kita memberikan ecommerce (masuk dalam kesepakatan), maka kita dapat apa,” ungkap dia.
Menteri Enggar mengatakan IJEPA merupakan salah satu perjanjian perdagangan bebas yang dimiliki Indonesia dengan negara lain dan setelah sekian lama akhirnya kesepakatan tersebut akan dikaji ulang secara umum dengan beberapa tambahan yang diharapkan bisa selesai pada Juni untuk dilaporkan kepada kepala negara masing-masing.
“Potensinya besar dalam perundingan ini dan harus win win. Tapi dari kajian kita, dampaknya positif untuk Indonesia, dan Jepang melihat ini juga positif,” kata Menteri Enggar.
Menurut dia, investasi Jepang di Indonesia akan meningkat dan bertujuan untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Bagi Jepang, besarnya market Indonesia juga menjadi daya tarik tersendiri.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.