Indonesia catat deflasi kedua tahun ini
Deflasi 0,05 persen pada Agustus terjadi secara berurutan setelah pada Juli lalu juga terjadi deflasi sebesar 0,1 persen

Jakarta Raya
JAKARTA
Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan Indonesia kembali mencatat deflasi kedua pada tahun ini sebesar 0,05 persen pada Agustus.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan deflasi tersebut terjadi berdasarkan pemantauan di 90 kota survei indeks harga konsumen (IHK).
Deflasi ini terjadi secara berurutan setelah pada Juli lalu juga terjadi sebesar 0,1 persen.
“Berdasarkan data deflasi Agustus, maka secara tahun kalender terjadi inflasi 0,93 persen dan inflasi secara tahunan 1,32 persen,” ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa.
Dia mengatakan dari 90 kota IHK, sebanyak 53 kota mengalami deflasi dengan dan 37 kota mengalami inflasi.
“Deflasi tertinggi terjadi di Kupang 0,92 persen karena penurunan harga ikan, daging ayam ras, dan angkutan udara,” kata Suhariyanto.
Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,88 persen karena adanya kenaikan harga emas perhiasan, minyak goreng, dan beberapa jenis ikan.
Suhariyanto mengatakan perkembangan inflasi di beberapa negara memang menunjukkan perlambatan dan mengarah pada deflasi akibat dari Covid-19 yang menghantam sisi permintaan dan juga pasokan.
Kondisi ini juga terjadi di Indonesia dengan adanya tren penurunan inflasi secara tahunan yang pada Agustus ini sebesar 1,32 persen lebih rendah dari Juli sebesar 1,54 persen, Juni 1,96 persen, dan Mei 2,19 persen.
“Inflasi tahunan pada Agustus ini terendah sejak Mei 2000 yang pada saat itu inflasinya sebesar 1,2 persen,” jelas dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.