Ekonomi

Indonesia bangun PLTP Mataloko untuk percepat elektrifikasi NTT

Industri pariwisata di NTT mulai berkembang sehingga memerlukan pasokan listrik lebih banyak

Muhammad Nazarudin Latief  | 24.07.2019 - Update : 25.07.2019
Indonesia bangun PLTP Mataloko untuk percepat elektrifikasi NTT Ilustrasi: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Indonesia akan mengembangkan wilayah kerja panas bumi (WKP) Mataloko di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai pembangkit listrik.

Proyek itu akan meningkatkan rasio elektrifikasi di provinsi tersebut yang baru mencapai 72 persen, salah satu terendah di Indonesia.

PLN bersama Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menandatangani kesepakatan studi eksplorasi dan pengeboran sumur produksi di Mataloko untuk mewujudkan rencana tersebut, ujar Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, Rabu.

Di Pulau Flores ada 12 wilayah yang mempunyai potensi panas bumi, beberapa yang cukup besar antara lain Ulumbu, Mataloko, Mutubusa, Ropa dan Atadei.

Sedangkan yang sudah mendapat izin pengelolaan yaitu Ulumbu, Mataloko dan Sokoria dengan total kapasitas terpasang mencapai 12,5 megawatt.

Wilayah ini, menurut Dadan kini berkembang menjadi kawasan wisata yang diminati sehingga kebutuhan listrik juga meningkat. Selama ini, listrik NTT masih dipasok oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Pemerintah akan melakukan beberapa studi panas bumi, meliputi studi mitigasi risiko, studi geologi geokimia geofisika, studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) serta penggunaan peralatan rig hidrolik (mobile hydraulic rig).

Sementara infrastruktur pembangkit listrik akan ditangani oleh PLN Gas dan Geothermal (PT PLN GG) dan membangun PLTP Mataloko dengan kapasitas 2,5 MW.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.