Ekonomi

Harga beras naik meski harga gabah turun

Kenaikan harga beras tersebut menurut BPS karena masa panen raya belum belum terjadi merata di banyak daerah.

İqbal Musyaffa  | 01.03.2018 - Update : 01.03.2018
Harga beras naik meski harga gabah turun

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan Februari harga beras masih mengalami kenaikan meskipun harga gabah turun.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, harga gabah kering panen di tingkat petani turun 3,84 persen menjadi Rp5.207 per kilogram. Sementara pada tingkat penggilingan harganya juga turun 3,7 persen menjadi Rp5.305 per kilogram.

“Begitu juga dengan harga gabah kering giling di tingkat petani turun 0,68 persen menjadi Rp5.961 per kilogram dan di tingkat penggilingan turun 0,08 persen menjadi Rp6.094 per kilogram,” ujar Suhariyanto di Jakarta, Kamis.

Harga gabah denga kualitas rendah menurut dia juga turun 3,39 persen menjadi Rp4.756 di tingkat petani dan harga di tingkat penggilingan turun 3,34 persen menjadi Rp4.843 per kilogram.

Meskipun harga gabah turun, namun harga beras menurut BPS justru mengalami kenaikan di seluruh level kualitas.

Untuk beras dengan kualitas rendah di penggilingan saja ujar Suhariyanto, naik 1,99 persen menjadi Rp9.987 per kilogram. Harga beras kualitas medium di penggilingan juga naik 0,37 persen menjadi Rp10.215 per kilogram.

“Harga beras premium di penggilingan juga naik 0,31 persen menjadi Rp10.382 per kilogram,” jelas Suhariyanto.

Kenaikan harga beras tersebut menurut Suhariyanto karena masa panen raya belum belum terjadi merata di banyak daerah.

Dia juga mengatakan harga beras turun di beberapa daerah yang sudah mengalami panen. Namun, secara nasional harga beras masih naik 1,14 persen.

Kenaikan harga beras tersebut menurut BPS turut menjadi andil pembentuk inflasi bulan Februari pada kelompok pengeluaran bahan makanan dengan andil 0,01 persen dari total inflasi Februari sebesar 0,17 persen.

Kemungkinan panen raya akan terjadi di bulan Maret sehingga pada bulan tersebut diharapkan harga beras juga bisa turun akibat dari banyaknya pasokan beras saat panen nanti.

“Pada panen raya nanti diharapkan beras tidak lagi memengaruhi tingkat inflasi di bulan Maret,” imbuh dia.

Nilai Tukar Petani turun

BPS juga melansir bahwa indeks nilai tukar petani (NTP) pada Februari turun 0,57 persen dari 102,92 di Januari menjadi 102,33.

Penurunan NTP tersebut menurut Suhariyanto disebabkan oleh turunnya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,22 persen, subsektor holtikultura sebesar 0,69 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,46 persen.

“Nilai tukar petani yang turun ini akibat dari penurunan indeks harga hasil produksi pertanian sebesar 0,2 persen dari 134,57 menjadi 134,31,” ujar Suhariyanto.

Sementara indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani dan untuk keperluan produksi pertanian menurut dia justru mengalami kenaikan 0,38 persen dari 130,76 menjadi 131,25.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın