Ekonomi, Nasional

Gini ratio naik jadi 0,381 akibat tekanan Covid-19

Ketimpangan di perkotaan lebih tinggi dibanding kawasan pedesaan

Iqbal Musyaffa  | 15.07.2020 - Update : 15.07.2020
Gini ratio naik jadi 0,381 akibat tekanan Covid-19 Ilustrasi: Seorang perempuan mencuci baju di dekat jalur kereta commuter di Cideng, Jakarta. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) meluncurkan data gini ratio pada Maret sebesar 0,382 atau membaik dari September 2018 yang sebesar 0,384. (Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur dengan gini ratio pada Maret 2020 mencapai 0,381.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan gini ratio pada Maret 2020 meningkat 0,001 poin jika dibandingkan dengan gini ratio pada September 2019 yang sebesar 0,380.

Namun, tingkat ketimpangan tersebut turun 0,001 dari Maret 2019 yang sebesar 0,382.

Gini ratio adalah indeks yang digunakan untuk mengukur ketimpangan pengeluaran golongan masyarakat miskin dan kaya.

Nilainya berada di antara 0 hingga 1, semakin tinggi nilainya berarti semakin tinggi ketimpangan yang terjadi.

“Gini ratio pada Maret meningkat dari September 2019 karena Covid-19 membuat pendapatan seluruh lapisan masyarakat mengalami penurunan,” jelas Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu.

Dia menjelaskan selama periode Maret 2013 hingga September 2014 gini ratio mengalami fluktuasi.

Indeks ini mulai melandai pada periode Maret 2015 hingga September 2019, artinya pada periode tersebut terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran penduduk.

Namun, tren melandai tersebut sedikit terhenti saat meningkat pada Maret lalu karena Covid-19.

Menurut Suhariyanto, indeks gini ratio di perkotaan naik dari 0,391 pada September 2019 menjadi 0,393 pada Maret.

Angka ini lebih tinggi dibanding di pedesaan yang 0,317 pada Maret meski sudah naik 0,002 point dibanding September 2019 yang sebesar 0,315 indeks point, ujar Suhariyanto.

Menurut dia, ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan selain gini ratio adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia.

Berdasarkan ukuran ini, tingkat ketimpangan dibagi menjadi 3 kategori.

Tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran di bawah 12 persen.

Kemudian ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12 – 17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada di atas 17 persen.

Pada Maret 2020, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 17,73 persen yang berarti ada pada kategori ketimpangan rendah.

Kondisi ini meningkat jika dibandingkan dengan September 2019 yang sebesar 17,71 persen dan Maret 2019 yang sebesar 17,71 persen.

Menurut Suhariyanto, bila dilihat berdasarkan daerah, persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan pada Maret 2020 sebesar 16,93 persen, masuk kategori ketimpangan sedang.

Persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah pedesaan tercatat sebesar 20,62 persen dengan kategori ketimpangan rendah, ujar dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.