Garuda Indonesia akan terbitkan obligasi wajib konversi Rp8,5 triliun
Obligasi yang diterbitkan tersebut wajib dikonversi menjadi saham baru perseroan pada tanggal jatuh tempo melalui mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu

Jakarta Raya
JAKARTA
PT Garuda Indonesia telah memperoleh persetujuan pemegang saham untuk menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK) atau mandatory convertible bond dengan nilai total maksimum sebesar Rp8,5 triliun dengan tenor maksimal 7 tahun.
Obligasi yang diterbitkan tersebut wajib dikonversi menjadi saham baru perseroan pada tanggal jatuh tempo melalui mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan langkah ini sebagai bagian dari pelaksanaan amanat Peraturan Menteri Keuangan nomor 118 tahun 2020 tentang investasi pemerintah dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional dan untuk memperbaiki posisi keuangan perseroan.
Persetujuan tersebut diraih melalui kesepakatan suara sebesar 99,94 persen dari total pemegang saham yang hadir pada RUPSLB tersebut yang digelar pada hari ini, Jumat.
“Dengan disetujuinya penerbitan OWK tersebut tentunya kami optimis dapat semakin mendukung upaya penguatan likuiditas dan perbaikan posisi keuangan perseroan guna menunjang keberlangsungan usaha di masa yang akan datang,” ujar Irfan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Jumat.
Dia menambahkan Garuda Indonesia dapat terus memaksimalkan peran strategisnya sebagai national flag carrier dalam menghadirkan konektivitas udara yang optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, Irfan mengatakan kebijakan ini bisa meningkatkan peran andil Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan terpercaya untuk menghadirkan layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi masyarakat.
“Kami turut menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan, soliditas serta dukungan yang secara berkesinambungan yang diberikan oleh pemegang saham dalam upaya perbaikan kinerja perseroan,” imbuh dia.
Irfan menjelaskan dana yang diperoleh dari penerbitan OWK ini akan dipergunakan untuk mendukung likuiditas, solvabilitas, serta pembiayaan operasional perseroan.
Dia menambahkan selain persetujuan penerbitan OWK tersebut, RUPSLB kali ini juga menyetujui perubahan anggaran dasar perseroan dengan menyesuaikan peraturan OJK mengenai rencana dan penyelenggara rapat umum pemegang saham perusahaan terbuka dan peraturan terkait lainnya.
Lebih lanjut, RUSPLB kali ini melalui agenda perubahan pengurus perseroan juga menyetujui pengangkatan Prasetio sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko menggantikan Fuad Rizal selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko terdahulu.
Susunan terbaru direksi Garuda Indonesia antara lain:
1. Direktur Utama: Irfan Setiaputra
2. Wakil Direktur Utama: Dony Oskaria
3. Direktur Operasi: Tumpal M. Hutapea
4. Direktur Teknik: Rahmat Hanafi
5. Direktur Layanan, Pengembangan Usaha dan Teknologi Informasi: Ade R. Susardi
6. Direktur Niaga dan Kargo: Mohammad Rizal Pahlevi
7. Direktur Human Capital: Aryaperwira Adileksana
8. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Prasetio