Ekspor oleokimia berbahan sawit Indonesia tumbuh 26% saat pandemi

JAKARTA

Asosiasi Produsen Oleochemicals Indonesia (Apolin) mengatakan ekspor produk oleokimia Indonesia yang berbahan dasar kelapa sawit mengalami peningkatan yang signifikan hingga 26 persen pada masa pandemi Covid-19.

Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat mengatakan volume ekspor oleokimia Indonesia selalu meningkat dalam 3 tahun berturut-turut.

Dia mengatakan pada tahun 2018 total volume ekspor sebanyak 2,8 juta ton senilai USD2,4 miliar, sementara pada 2019 meningkat menjadi 3,2 juta ton senilai USD2 miliar.

“Secara nilai ada penurunan karena ada penurunan harga komoditas global,” jelas Rapolo dalam diskusi virtual, Rabu.

Kemudian, pada 2020 periode Januari-Juni, volume ekspor sudah mencapai 1,8 juta ton dengan nilai USD1,3 miliar serta hingga akhir tahun diperkirakan akan mencapai 3,7 juta ton senilai USD2,6 miliar.

“Peningkatan ini karena hampir seluruh penduduk dunia saat ini mengantongi (produk) sanitasi, jadi wajar baik ekspor oleokimia ataupun untuk konsumsi dalam negeri ada peningkatan,” kata dia.

Sebagai informasi, produk oleokimia banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produksi sabun, mentega, minyak goreng, hingga alat sanitasi yang banyak dibutuhkan pada saat pandemi Covid-19 ini.

Rapolo mengatakan peningkatan ekspor ini karena adanya dukungan dari Kementerian Perindustrian yang mempermudah izin operasional untuk memasok bahan baku, produksi, hingga logistik ke pelabuhan untuk ekspor.

“Para buyer (pembeli) di luar negeri juga tidak ada yang membatalkan pesanan,” imbuh Rapolo.