Ekonomi, Nasional

Defisit APBN bisa melebar hingga 2,5% karena virus korona

Pemerintah masih melihat perkembangan yang terjadi dari penyebaran virus korona ini untuk mencari desain kebijakan yang terbaik

Iqbal Musyaffa  | 09.03.2020 - Update : 10.03.2020
Defisit APBN bisa melebar hingga 2,5% karena virus korona Ilustrasi: (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Defisit dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun ini bisa melebar hingga 2,5 persen akibat dari menyebarnya virus korona.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan saat ini pemerintah terus menggunakan instrumen fiskal untuk meminimalisasi dampak negatif yang berasal dari penyebaran virus korona dalam suasana yang sangat dinamis saat ini.

“Di sisi lain, penerimaan kita utamanya dari sisi migas maupun penerimaan pajak pasti akan mengalami tekanan kalau dari sisi komoditas harganya turun dan kegiatan ekonomi melemah,” jelas Menteri Sri Mulyani di Jakarta, Senin.

Oleh karena itu, dia mengindikasikan defisit APBN akan melebar menjadi 2,2 hingga 2,5 persen dari target defisit yang ditetapkan dalam ABPN 2020 yang sebesar 1,76 persen dari PDB dengan nominal Rp307,2 triliun.

“Yang kita akan fokuskan tetap mencoba merumuskan kebijakan. Karena situasinya masih bergerak terus. Maka yang disebut perumusan stimulus fiskal akan kita desain sesuai dengan perkembangan yang ada,” lanjut Menteri Sri Mulyani.

Menteri Sri Mulyani mengatakan masih melihat perkembangan yang terjadi dari penyebaran virus korona ini untuk mencari desain kebijakan yang terbaik.

“Minggu-minggu ini kan kita masih akan berkoordinasi dengan Pak Menko Ekonomi untuk melihat opsi-opsi dari stimulus yang tetap di dalam koridor membuat instrumen APBN itu bisa menjadi salah satu penolong perekonomian kita yang sedang dalam kondisi lemah,” imbuh dia.

Menteri Sri Mulyani mengatakan kemungkinan defisit yang melebar tersebut karena ada dinamika harga minyak dan pelemahan perekonomian, serta fluktuasi nilai tukar.

“Ini kan semuanya bergerak. Jadi kita pasti akan lihat,” lanjut dia

Dia menambahkan akan melaporkan kepada DPR terkait postur APBN 2020 dalam bentuk laporan semester I sehingga nantinya mulai terlihat seperti apa pergerakan APBN 2020.

Pemerintah saat ini masih dalam proses untuk mulai menyusun APBN 2021, dengan melihat kondisi APBN tahun 2020 yang mengalami banyak perubahan dalam 2,5 bulan pertama.

“Terjadinya virus korona yang sampai hari ini kita masih harus melihat perkembangannya dan dampak ekonominya di dalam negeri. Dan terutama juga dari luar negeri yang merembes ke dalam negeri,” lanjut dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.