Dunia, Ekonomi

China tolak penerapan tarif 50% impor tembaga oleh AS

Beijing menentang 'politisasi masalah ekonomi dan perdagangan', kata Kementerian Luar Negeri

Anadolu Staff  | 10.07.2025 - Update : 11.07.2025
China tolak penerapan tarif 50% impor tembaga oleh AS Ilustrasi (Foto file - Anadolu Agency)

ISTANBUL

China pada hari Kamis menolak penerapan tarif 50% oleh AS atas impor tembaga dengan alasan "penilaian keamanan nasional".

"Kami yakin bahwa perang dagang dan perang tarif tidak memiliki pemenang dan proteksionisme tidak menguntungkan siapa pun," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di Beijing.

Posisi Tiongkok terkait tarif "sangat jelas dan konsisten," kata Mao: "Kami menentang politisasi isu ekonomi dan perdagangan."

Beijing menanggapi pertanyaan tentang pengumuman Presiden AS Donald Trump bahwa Washington akan mengenakan tarif 20-30% atas barang-barang dari banyak negara mulai 1 Agustus.

"Saya mengumumkan TARIF 50% untuk Tembaga, efektif 1 Agustus 2025, setelah menerima Penilaian Keamanan Nasional yang kuat," tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

Tembaga sangat penting dalam pembuatan semikonduktor, pesawat terbang, kapal, amunisi, pusat data, baterai litium-ion, sistem radar, sistem pertahanan rudal, dan bahkan senjata hipersonik, "yang banyak sedang kami bangun," ujarnya.

Mencatat bahwa tembaga adalah material kedua yang paling banyak digunakan oleh Departemen Pertahanan AS, Trump bertanya: "Mengapa 'Pemimpin' kita yang bodoh (dan ngantuk!) menghancurkan Industri penting ini?"

Secara terpisah, Filipina pada hari Kamis menyatakan "kekhawatiran" atas tarif 20% yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump.

Frederick Go, pejabat senior Filipina untuk urusan investasi dan ekonomi, mengatakan delegasi tingkat tinggi dari Manila akan berkunjung ke Washington untuk perundingan perdagangan minggu depan.

Manila ingin mengamankan kesepakatan "persyaratan perdagangan yang lebih adil", ujarnya.

Volume perdagangan antara AS dan Filipina berkisar sekitar $24 miliar, dengan Manila mengekspor barang dan jasa senilai $14 miliar ke negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.