Ekonomi, Nasional

BI siapkan langkah jaga stabilitas rupiah

Bank Indonesia akan terus menjalin komunikasi yang intensif dengan pelaku pasar, perbankan, dunia usaha, dan ekonom untuk membentuk ekspektasi nilai tukar yang rasional

İqbal Musyaffa  | 28.05.2018 - Update : 28.05.2018
BI siapkan langkah jaga stabilitas rupiah Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam diskusi soal stabilitas sistem keuangan di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa Bank Indonesia dalam jangka pendek memprioritaskan untuk mengeluarkan kebijakan moneter untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. (Anton Raharjo - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam diskusi soal stabilitas sistem keuangan di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa Bank Indonesia dalam jangka pendek memprioritaskan untuk mengeluarkan kebijakan moneter untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

Perry mengatakan telah mempersiapkan empat langkah. Pertama, dengan merespon kebijakan suku bunga secara preemptive, frontloading, dan ahead the curve untuk memperkuat dan menstabilisasi nilai tukar rupiah.

“Di samping itu, BI juga tetap konsisten dengan upaya menjaga inflasi 2018-2019 sesuai sasaran 3,5+-1 persen,” ungkap dia.

Oleh karena itu, BI sudah menjadwalkan rapat dewan gubernur (RDG) bulanan tambahan pada hari Rabu mendatang untuk merumuskan kebijakan tersebut.

“Ini bukan RDG emergency, ini RDG tambahan untuk melakukan respon cepat, di samping juga langkah preemptive untuk FOMC [The Federal Open Market Committee dari bank sentral AS] pada 14 Juni yang akan datang,” imbuh Perry.

Selanjutnya, menurut Perry, BI akan melanjutkan, memperkuat, serta mengoptimalkan intervensi ganda (dual intervention) yang telah dilakukan sejak 2013.

“Kita tidak hanya stabilkan kurs, tapi juga membeli SBN di pasar sekunder,” lanjut dia.

Langkah tersebut diambil agar terjadi penyesuaian harga di pasar keuangan secara wajar dan menjaga kecukupan likuiditas pasar uang.

Perry menambahkan, strategi ketiga yang akan ditempuh melalui operasi moneter yang diarahkan untuk menjaga kecukupan likuiditas khususnya di pasar uang rupiah dan pasar swap antar bank.

“Kami pastikan likuiditas perbankan cukup dan berbagai kebutuhan likuiditas perbankan kita bisa penuhi,” tegas Perry

Langkah keempat yang ditempuh BI, lanjut dia, adalah dengan terus menjalin komunikasi yang intensif dengan pelaku pasar, perbankan, dunia usaha, dan ekonom untuk membentuk ekspektasi nilai tukar yang rasional.

“Ini untuk memitigasi kecenderungan nilai tukar rupiah yang terlalu melemah [overshooting] dibandingkan fundamentalnya. Ekspektasi dibentuk karena kandungan infomasi. Kalau informasi terbatas, ekspektasi akan kemana-mana,” ungkap Perry.

Dalam jangka pendek, BI tengah menyiapkan kebijakan khususnya terkait dengan kebijakan makro prudensial, termasuk dengan melihat sejumlah relaksasi terkait LTV perumahan.

“Kami akan lihat rasionya, tapi kami juga fokus ke sejumlah pengaturan yang selama ini jadi kendala penyaluran kredit, misalnya pengaturan mengenai indent, termin pembayaran, juga pengaturan berapa banyak jumlah rumah yang bisa dibeli,” ungkap dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.