
Jakarta Raya
JAKARTA
Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan transaksi uang elektronik para triwulan II tahun ini hampir mencapai tiga kali lipat karena terjaganya kelancaran sistem pembayaran tunai dan nontunai.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan transaksi uang elektronik kuartal II 2019 terus mengalami pelonjakan dengan pertumbuhan 241,2 persen year on year (yoy).
“Ini mengindikasikan preferensi masyarakat terhadap uang digital terus menguat," kata Perry seusai rapat dewan gubernur BI di Jakarta, Kamis.
Sementara itu, posisi Uang Tunai Yang Diedarkan (UYD) per Juli 2019 tumbuh 5,9 persen (yoy) dan transaksi pembayaran nontunai menggunakan ATM debit, kartu kredit, dan uang elektronik tumbuh 10,5 persen (yoy).
“Pertumbuhan transaksi pembayaran nontunai itu didominasi oleh instrumen ATM-Debit dengan pangsa 97 persen,” imbuh Perry.
Perry menambahkan Bank Indonesia akan terus meningkatkan peran sistem pembayaran dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk dengan mendukung transformasi ekonomi keuangan digital secara aktif.
Dia menguraikan penguatan elektronifikasi dilakukan dengan koordinasi lintas otoritas untuk penyaluran bantuan sosial (bansos), transaksi keuangan pemerintah daerah (pemda), dan integrasi moda transportasi
“Transformasi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) ke arah aplikasi platform digital dilakukan pada aspek pembayaran, keuangan, dan perdagangan,” jabar Perry.
Menurut Perry, implementasi standardisasi kode renspon cepat Indonesia atau Quick Response Indonesian Standard (QRIS) yang diluncurkan pada 17 Agustus 2019 juga menjadi instrumen bank sentral dalam mempercepat penerimaan masyarakat secara luas dalam penggunaan pembayaran digital.
“Penguatan inovasi digital akan dilakukan melalui revitalisasi sandbox di Bank Indonesia ke arah innovation laboratory, industrial, dan regulatory sandbox,” kata dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.