Bank Indonesia sebut pertumbuhan ekonomi dunia makin melambat
“Berbagai negara merespons perkembangan ini dengan melonggarkan kebijakan moneter dan memberikan stimulus fiskal,” kata Perry.

Jakarta Raya
JAKARTA
Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi dunia saat ini semakin melambat, meski ketidakpastian keuangan sedikit mereda setelah ada kesepakatan dagang AS dan China pada Oktober 2019.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan ekonomi dunia yang melemah dipengaruhi oleh berlanjutnya penurunan volume perdagangan akibat ketegangan hubungan dagang AS-China serta berkurangnya kegiatan produksi di banyak negara.
“Perekonomian AS tumbuh melambat akibat menurunnya keyakinan pelaku ekonomi dipicu melambatnya ekspor, yang kemudian berkontribusi pada berkurangnya investasi nonresidensial dan konsumsi rumah tangga,” ujar Perry, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Perry menambahkan perkembangan yang sama juga terjadi di perekonomian Eropa, Jepang, China, dan India yang kemudian berdampak pada kembali menurunnya harga minyak dan komoditas global sehingga menyebabkan tetap lemahnya tekanan inflasi.
“Berbagai negara merespons perkembangan ini dengan melonggarkan kebijakan moneter dan memberikan stimulus fiskal,” kata Perry.
Sementara itu, sedikit meredanya ketidakpastian pasar keuangan global mendorong aliran masuk modal ke negara berkembang.
Dia menilai berbagai ketidakpastian dari ketegangan hubungan dagang AS dan China serta risiko geopolitik lain tetap dicermati karena dapat memengaruhi upaya mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan menjaga arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal.
Selain itu, Perry mengatakan perekonomian dunia yang belum kondusif memengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik.
Perry mengatakan pertumbuhan ekspor di Indonesia sedikit membaik, meskipun masih mengalami kontraksi, di tengah permintaan global dan harga komoditas global yang menurun.
Perbaikan ekspor antara lain dipengaruhi oleh beberapa produk ekspor manufaktur seperti ekspor kendaraan bermotor ke negara ASEAN dan ekspor emas yang tumbuh positif.
Kemudian terkait Investasi, khususnya investasi nonbangunan masih belum kuat, namun hasil survei terkini menunjukkan akan kembali meningkat pada triwulan IV 2019 ditopang dengan kembali meningkatnya keyakinan pelaku usaha.
Sementara itu, pertumbuhan investasi bangunan cukup baik didorong oleh pembangunan proyek strategis nasional.
Kemudian konsumsi rumah tangga tumbuh stabil didukung oleh inflasi yang rendah dan bantuan sosial pemerintah.
Bank Indonesia menjelaskan bahwa bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah diharapkan dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Perry mengatakan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4 persen pada 2019 dan meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1-5,5 persen pada tahun 2020.