Bank Indonesia sampaikan 5 strategi pengembangan industri halal
Potensi pasar industri halal global semakin meningkat sejalan dengan populasi penduduk muslim sebanyak 1,84 miliar atau sekitar 24,4 persen dari populasi dunia

Jakarta Raya
JAKARTA
Bank Indonesia menyampaikan lima strategi yang dapat dilakukan untuk mendorong pengembangan industri halal di Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kelima strategi tersebut antara lain daya saing, sertifikasi, koordinasi, publikasi, dan kerja sama.
“Implementasi lima jurus tersebut dapat menjadi kunci untuk menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai pasar, tetapi juga sebagai basis produksi industri halal global,” ujar Perry dalam konferensi INHALIFE yang bertajuk “Creating Halal Champions Accessing to The Global Halal Markets: From Potency to Reality”, di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, Perry menyampaikan bahwa daya saing dapat dilakukan melalui pemetaan sektor-sektor potensial yang dapat dikembangkan, seperti sektor makanan dan minuman, fashion, wisata, dan ekonomi digital.
Sementara itu, sertifikasi diperlukan untuk memperluas akses pasar sehingga para pengambil kebijakan dan pelaku perlu bersama mendorong agar barang dan jasa yang dihasilkan memperoleh sertifikasi halal.
“Selain itu, perlu koordinasi dan sinergi kebijakan serta program antara pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait untuk menjadikan ekonomi syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru,” lanjut dia.
Kemudian, Perry mengatakan strategi selanjutnya berupa publikasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada publik bahwa gaya hidup halal bersifat universal, tidak hanya untuk muslim, namun juga untuk non-muslim.
Selanjutnya, strategi yang terakhir adalah kerja sama antara pemangku kepentingan industri halal nasional dan internasional sebagai prasyarat untuk membangun dan mengembangkan industri halal global.
“Kelima jurus diatas untuk menjawab tantangan perkembangan industri halal global yang dapat dimanfaatkan Indonesia,” kata Perry.
Dia mengatakan potensi pasar industri halal global semakin meningkat sejalan dengan populasi penduduk muslim sebanyak 1,84 miliar atau sekitar 24,4 persen dari populasi dunia.
Perry menambahkan bahwa potensi pengembangan sektor usaha berbasis syariah serta halal telah menjadi pilihan gaya hidup baik bagi muslim maupun non-muslim.
Menurut Global Islamic Economy Report, pada akhir 2023, industri makanan halal akan bernilai USD1,8 triliun, industri pariwisata halal akan bernilai USD274 miliar, dan industri mode halal akan bernilai USD361 miliar.
Oleh karena itu, Perry mengatakan bahwa potensi tersebut harus didukung dengan langkah antisipatif untuk menjawab beberapa tantangan antara lain, perkembangan digitalisasi, perlunya konvergensi internasional, tata kelola industri halal, dan regulasi yang tepat di seluruh dunia termasuk mekanisme pembiayaan syariah yang dapat dipertanggungjawabkan dan selalu berusaha menghasilkan barang dan jasa yang halal.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.