Ekonomi, Nasional

Bank Indonesia pertahankan suku bunga kebijakan 3,75%

Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi

Iqbal Musyaffa  | 17.12.2020 - Update : 17.12.2020
Bank Indonesia pertahankan suku bunga kebijakan 3,75% Ilustrasi: Gedung Bank Indonesia (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 3,75 persen, suku bunga deposit facility 3 persen, dan suku bunga lending facility 4,5 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya mendukung pemulihan ekonomi.

“Bank Indonesia memperkuat sinergi kebijakan dan mendukung berbagai kebijakan lanjutan untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional,” ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis.

Dia menjelaskan sinergi dan dukungan pemulihan ekonomi dilakukan dengan membuka sektor-sektor ekonomi produktif dan aman Covid-19.

Selain itu mengakselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, melanjutkan stimulus moneter dan makro prudensial, serta mengakselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan.

Di samping itu, Bank Indonesia juga menempuh langkah-langkah untuk melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar.

“BI juga memperkuat strategi operasi moneter untuk mendukung stance kebijakan moneter akomodatif,” kata Perry.

Selanjutnya, Bank Indonesia memperkuat kebijakan makro prudensial akomodatif untuk mendorong peningkatan kredit/pembiayaan kepada sektor-sektor prioritas dalam rangka pemulihan ekonomi nasional di tengah terjaganya ketahanan sistem keuangan.

Perry menambahkan Bank Indonesia juga mendorong penurunan suku bunga kredit melalui pengawasan dan komunikasi publik atas transparansi suku bunga perbankan dengan koordinasi bersama OJK.

“Kami memperkuat pendalaman pasar uang melalui perluasan underlying DNDF guna meningkatkan likuiditas dan penguatan JISDOR sebagai acuan dalam mekanisme penentuan nilai tukar di pasar valas,” lanjut dia.

Selain itu, BI juga memperkuat koordinasi pengawasan perbankan secara terpadu antara Bank Indonesia, OJK dan LPS dalam rangka mendukung stabilitas sistem keuangan.

Kemudian Perry menambahkan bahwa BI mempercepat transformasi digital dan sinergi untuk memperkuat momentum pemulihan ekonomi melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran dan percepatan implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025.

“Kami juga memperpanjang kebijakan Merchant Discount Rate QRIS sebesar 0 persen untuk merchant Usaha Mikro sampai dengan 31 Maret 2021,” lanjut Perry.

Bank Indonesia juga memperkuat dan memperluas implementasi elektronifikasi dan digitalisasi, baik di pusat maupun di daerah, bersinergi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah serta otoritas terkait melalui pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah.​​​​​​​

“BI juga mendorong inovasi dan pemanfaatan teknologi serta kolaborasi perbankan dengan fintech melalui percepatan implementasi Sandbox 2.0, antara lain meliputi regulatory sandbox, industrial test, innovation lab dan start up,” imbuh Perry.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.