Ekonomi, Nasional

Bank Dunia: Hati-hati kelola utang luar negeri

Utang luar negeri negara berkembang mencapai USD55 triliun pada 2018, angka tertinggi yang pernah dicapai dalam lima dekade

Muhammad Nazarudin Latief  | 19.12.2019 - Update : 20.12.2019
Bank Dunia: Hati-hati kelola utang luar negeri Ilustrasi: Kegiatan ekonomi Indonesia. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Bank Dunia mengingatkan pemerintah di negara-negara berkembang dan sedang berkembang berhati-hati mengelola utang luar negeri dengan menerapkan manajemen yang transparan dan memastikan utang tersebut bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam analisis “Global Waves of Debt”, Bank Dunia menyebutkan bahwa utang luar negeri negara-negara tersebut sudah mencapai USD55 triliun pada 2018, angka tertinggi yang pernah dicapai dalam lima dekade.

“Pembuat kebijakan harus tersebut segera memperkuat kebijakan ekonomi agar bisa bertahan menghadapi guncangan keuangan,” ujar Bank Dunia dalam pers release yang diterima Anadolu Agency, Kamis.

Rasio utang terhadap PDB negara-negara berkembang juga naik 54- 168 persen sejak 2010.

Indonesia sendiri pada Oktober 2019 memiliki rasio utang luar negeri terhadap PDB sebesar 35,8 persen dari data. Sebelumnya pada 2014 rasio utang luar negeri Indonesia baru 33 persen.

Menurut Bank Dunia rasio itu telah meningkat sekitar tujuh poin persentase setahun, hampir tiga kali lipat lebih cepat selama krisis utang Amerika Latin pada 1970-an.

"Ukuran, kecepatan, dan luasnya gelombang utang terbaru harus menjadi perhatian kita semua," kata Presiden Bank Dunia David Malpass.

“Ini menggarisbawahi mengapa manajemen utang dan transparansi perlu menjadi prioritas utama bagi para pembuat kebijakan,”

“Sehingga mereka dapat meningkatkan pertumbuhan, investasi dan memastikan bahwa utang tersebut berkontribusi pada hasil pembangunan yang lebih baik bagi masyarakat.”

Menurut laporan itu, prevalensi suku bunga global yang rendah secara historis mengurangi risiko krisis saat ini.

Tetapi catatan 50 tahun terakhir menemukan catatan mengkhawatirkan, sejak 1970, sekitar setengah dari 521 pertumbuhan utang di negara-negara berkembang selalu disertai dengan krisis keuangan yang melemahkan pendapatan dan investasi per kapita.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.