Ekonomi, Nasional

April, neraca perdagangan Indonesia defisit lagi

Impor terus naik, terutama barang baku dan bahan modal

Muhammad Nazarudin Latief  | 15.05.2018 - Update : 15.05.2018
April, neraca perdagangan Indonesia defisit lagi Ilustrasi. (Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Neraca perdagangan internasional Indonesia pada April kembali mencatatkan defisit sebesar USD1,62 miliar, setelah sebelumnya pada Maret berhasil surplus USD1,09 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan defisit disebabkan ekspor pada April hanya sebesar USD14,47 miliar sementara impor mencapai USD16,09 miliar.

"Neraca perdagangan di luar ekspektasi. April ini kembali defisit. Impor tinggi tentu jadi perhatian," ujar Suhariyanto saat memaparkan Kinerja Ekspor Impor dan Perkembangan Upah Buruh di Jakarta, Selasa.

Penurunan ekspor, sebut Suhariyanto, terjadi pada produk-produk migas maupun non-migas. Ekspor migas turun sebesar 11,32 persen atau USD1,19 miliar, sedangkan ekspor non-migas turun 6,80 persen dibanding Maret 2018 atau hanya sebesar USD13,28 miliar.

Penurunan ekspor terbesar terjadi pada produk bahan bakar mineral sebesar USD416,4 juta atau 18,18 persen.

Menurut Suhariyanto, dari sisi impor kenaikan signifikan terjadi pada produk non-migas sebesar 12,68 persen atau USD13,77 miliar. Kemudian produk migas sebesar 3,2 persen atau USD2,32 miliar.

Nilai impor Indonesia pada April sebesar USD16,09 ini naik 11,28 persen dibanding Maret dan mengalami lonjakan hingga 34,68 persen dibanding April 2017.

Peningkatan impor non-migas terbesar April 2018 dibanding Maret 2018 adalah golongan mesin dan peralatan listrik senilai USD315,3 juta (20,87 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung sebesar USD47,7 juta (36,55 persen).

Bahan baku dan bahan penolong mendominasi peningkatan impor dengan kontribusi mencapai 74,39 persen. Secara month to month, kelompok tersebut juga nilai impornya naik 10,73 persen atau sebesar USD11,96 miliar.

Dibanding tahun lalu, nilai ekspor barang jenis ini selama periode Januari-April juga naik masing-masing 26,09 persen, 21,86 persen, dan 31,04 persen.

"Impor kelompok bahan baku dan bahan penolong diharapkan akan menggerakkan perekonomian," ujar dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.