Dunia

Warga Filipina sambut militer yang kembali dari Marawi

Pawai dihadiri penduduk Filipina untuk menyambut pahlawan yang berhasil merebut kembali Marawi

30.10.2017 - Update : 31.10.2017
Warga Filipina sambut militer yang kembali dari Marawi Militer Filipina (Foto : Anadolu Agency)

Hader Glang

ZAMBOANGA CITY, Filipina

Ribuan warga Filipina turun ke jalan di Manila dan beberapa kota lainnya untuk menyambut pulangnya pasukan militer pemerintah dari kota Marawi, Senin pagi.

Ketua Komando Mindanao Barat (WestMinCom) Letjen Carlito Galvez dan Laksamana Muda Angkatan Laut Rene Medina memimpin pawai penyambutan itu markas WestMinCom di Camp Navarro.

"Kami benar-benar menghargai dan menghormati kerja keras militer kami, khususnya pasukan di Marawi, atas keberanian mereka. Kami sangat berterima kasih atas partisipasi mereka dan ingin memberikan sambutan pahlawan," kata Medina pada pers.

Pasukan yang kembali terdiri dari angkatan darat, angkatan laut serta angkatan udara. Mereka kembali dari kota Iligan setelah sebelumnya bertugas di wilayah Mindanao barat.

Pada puncak perang Marawi, pasukan itu meluncurkan serangan militer terhadap teroris-teroris kelompok Maute dan Abu Sayyaf, yang terkait dengan Daesh.

Hampir seribu militan, termasuk pemimpin teroris Isnilon Hapilon dan tujuh kakak beradik Maute, tewas dalam perang lima bulan itu. Sebanyak 165 anggota militer juga tewas di medan perang.

"Kami sangat senang melihat putra kami kembali dalam kondisi hidup. Terima kasih Tuhan," tangis Adoracion Guerrero, salah satu anggota keluarga militer Filipina.

Pemerintah setempat di kota Zamboanga City serta walikota Isabelle Climaco Salazar membacakan pernyataan yang menghargai ratusan personel militer atas keberhasilan mereka di Marawi.

Di Manila, pasukan yang pulang mengadakan pawai ke pangkalan militer Rudiardo Brown di Fort Bonifacio, ditemani ratusan warga yang membawa bendera-bendera kecil dan spanduk menyambut mereka.

Pihak berwenang memperkirakan masih harus mengevakuasi jasad 100 orang dari zona perang Marawi yang sudah bebas dari teroris sejak pekan lalu. Pasukan pemerintah menghentikan serangan di Marawi 23 Oktober lalu.

Petinggi komunitas Muslim Mindanao, Alonto Adiong, mengatakan setidanya 60 warga masih dianggap hilang. Dia mengatakan terdapat banyak jasad yang terkubur diantara puing-puing, namun mereka merupakan anggota kelompok Maute.

Dari 920 militan yang tewas, hanya 200 telah teridentifikasi sebagai anggota Maute.

Adiong juga mengatakan warga wilayah Barangay Basak Malutlut, tempat perang pertama terjadi, mulai pulang ke rumah masing-masing kemarin.

Wakil Komandan Kolonel Romeo Brawner mengatakan warga yang pulang akan diawasi ketat untuk keamanan masing-masing

"Simpatisan Daesh masih mencoba mendirikan khilafah di sini. Masih ada upaya perekrutan anak-anak muda," jelas Brawner.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın