Dunia

Warga Afghanistan semangat rayakan hari kemerdekaan ke-99

Warga menikmati konser dan pertandingan sepakbola persahabatan dengan Palestina sebagai bagian dari perayaan

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 20.08.2018 - Update : 21.08.2018
Warga Afghanistan semangat rayakan hari kemerdekaan ke-99 Presiden Ashraf Ghani meletakkan karangan bunga di monument kemerdekaan, gedung kementerian pertahanan, menandai hari kemerdekaan Afghanistan yang ke 99 dari Inggris di Kabul Afghanistan 18 Agustus 2018. ( Afghan Presidency /Handout - Anadolu Agency )

Ankara

Shadi Khan Saif

KABUL, Afghanistan

Jutaan warga Afghanistan merayakan Hari Kemerdekaan ke-99 negara itu dengan semangat pada Minggu, ditengah peningkatan keamanan dan militansi.

Di pusat kota Kabul, jalan-jalan utama dihiasi dengan bendera tiga warna Afghanistan dan poster besar almarhum raja Amanullah Khan, yang berada di puncak kepemimpinan di Afghanistan dari 1919 hingga 1929, ketika negara itu mendapatkan kembali kedaulatannya atas kebijakan luar negeri Inggris yang memerintah India saat itu.

Hari itu, 19 Agustus, menandai berakhirnya kendali Inggris atas kebijakan luar negeri Afghanistan setelah tiga Perang Anglo-Afghan abad ke-19 dan ke-20, yang juga memaksa penguasa Afghanistan untuk mengakui Garis Durand sebagai perbatasan antara Afghanistan dan British India pada saat itu.

Konvoi mobil pribadi yang dikendarai oleh para pemuda yang mengibarkan bendera berbaris melalui jalan-jalan kota yang berbeda, memainkan lagu-lagu patriotik di pengeras suara dan disemangati oleh orang-orang yang lewat.

Pada malam Hari Kemerdekaan, sebuah konser musik yang jarang terjadi juga diselenggarakan di Taman Zazai, ribuan penduduk Kabul hadir di bawah pengamanan ketat.

Penyanyi populer, Karan Khan, menghibur pengunjung selama berjam-jam sebelum mereka dipukau oleh kembang api yang menakjubkan.

Mohammad Ummar, ayah dari lima anak, mengatakan kepada Anadolu Agency dia biasanya tidak mengizinkan anak-anaknya keluar di malam hari karena masalah keamanan, tetapi dia mengalah karena hari yang istimewa ini.

“Percayalah, ini adalah perasaan yang istimewa, saya membawa seluruh keluarga saya ke konser hari ini terlepas dari masalah keamanan, negara yang terluka membutuhkan penyembuhan. Saya berharap Tuhan memberi kita damai selamanya,” kata Umar.

Daya tarik utama lainnya dari perayaan itu adalah pertandingan sepak bola internasional yang diselenggarakan khusus untuk hari besar itu, antara tuan rumah Afghanistan dan tim Palestina.

Atas undangan Federasi Sepak Bola Afganistan, tim sepak bola Palestina mendarat di Kabul dua hari lalu dan mengadakan sesi latihan di stadion AFF di Kabul untuk pertandingan tersebut.

Kedua tim telah bertemu dua kali di Kualifikasi Piala Dunia 2010 dan sekali di Asia Challenge Cup pada tahun 2014.

Palestina mengalahkan Afghanistan di semua tiga pertandingan. Dalam sebuah konferensi press sehari sebelum pertandingan, pelatih Afghanistan Anosh Dastgir dan lawannya dari Palestina, Noureddine Oulad Ali, menyatakan siap untuk pertemuan itu.

'Bagaimana saya bisa bahagia?'

Jalan utama menuju ke lokasi pertandingan diblokir untuk lalu lintas umum karena masalah keamanan.

Di provinsi tetangga, Nangarhar, sejumlah besar pemuja almarhum Raja tiba dari berbagai penjuru negeri untuk memberi penghormatan dan berdoa di makamnya hari ini. Makam Raja Aman dikelilingi oleh makam sederhana di kota Jalalabad.

Istananya yang megah dan ikonik di Kabul, Darul Aman, sedang dalam masa rekonstruksi karena kerusakan parah yang dideritanya selama perang saudara serta invasi Soviet pada 1970-an.

President Afghanistan Ashraf Ghani memimpin upacara resmi Hari Kemerdekaan di Kabul hari ini, di mana ia meletakkan karangan bunga di tugu peringatan para pejuang Kemerdekaan Afghanistan.

Namun, tidak semua orang berada dalam suasana perayaan, karena negara itu sedang bergolak akibat meningkatnya konflik.

Shukria Sultani, seorang gadis muda yang melarikan diri dari perang yang mematikan di Ghazni, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dia dan 10 anggota keluarganya tetap dihantui oleh kenangan mengerikan dari konflik mematikan selama empat hari antara Taliban dan pasukan keamanan di provinsinya pekan lalu.

“Bagaimana saya bisa bahagia dan merayakan Hari Kemerdekaan? kami adalah orang mati yang berjalan... hingga datangnya perdamaian yang abadi, Hari Kemerdekaan tidak ada artinya bagi saya,” kata Sultani.

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, korban sipil di Ghazni diperkirakan berkisar 200 hingga 250 orang dan ribuan orang telah meninggalkan kota.

Di tengah ancaman Taliban untuk tidak mengizinkan perjalanan yang aman ke Komite Internasional Palang Merah di Afghanistan, PBB mengatakan serangan Minggu terhadap petugas kemanusiaan telah melonjak 20 persen di negara itu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın