Politik, Dunia

Turki: Tuding Rusia di balik serangan rudal di Polandia akan lebih tingkatkan ketegangan

Presiden Turki mengatakan dia akan berbicara dengan presiden Rusia tentang perpanjangan kesepakatan biji-bijian Istanbul setidaknya satu tahun

Merve Aydogan  | 16.11.2022 - Update : 21.11.2022
Turki: Tuding Rusia di balik serangan rudal di Polandia akan lebih tingkatkan ketegangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan konferensi pers di sela-sela KTT G-20 di Bali. (Foto file-Anadolu Agency)

BALI

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu mengungkapkan perlunya menghormati pernyataan Rusia terkait serangan rudal yang menghantam wilayah Polandia.

Erdogan mengatakan menuding Rusia [melancarkan serangan rudal itu] malah akan semakin meningkatkan ketegangan di kawasan.

Berbicara pada konferensi pers di sela-sela KTT G-20 Indonesia di Bali, Presiden Erdogan mengatakan, "Saya perlu menghormati pernyataan dari Rusia. Dalam hal ini, penting bagi kami (untuk menghargai) Rusia yang mengatakan, 'Ini tidak ada hubungannya dengan kita'."

Presiden Turki mengatakan bahwa menuding Rusia setelah mengetahui bahwa rudal itu bukan buatan Rusia akan semakin meningkatkan ketegangan.

Erdogan mengeluarkan pernyataan itu setelah ada laporan serangan rudal ke Polandia yang menewaskan dua orang.

“Sementara, kami berusaha menyatukan Rusia dan Ukraina di meja yang sama, tidak perlu menemukan mitra ketiga dalam perang ini,” tambah Erdogan.

Mengenai kesepakatan biji-bijian Istanbul, Erdogan mengatakan segera setelah dia kembali dari Bali, dia akan berbicara dengan presiden Rusia tentang perpanjangan kesepakatan biji-bijian setidaknya satu tahun.

“Kami juga akan membahas pengangkutan pupuk dan amonia,” imbuh dia.

Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani perjanjian pada 22 Juli di Istanbul untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam, yang dihentikan sementara setelah perang Rusia-Ukraina dimulai pada Februari.

Lebih dari 10 juta ton biji-bijian telah diekspor dari Ukraina sejak 1 Agustus, menurut PBB.

Penjualan F-16 dari AS

Tentang potensi penjualan jet tempur F-16 Amerika Serikat (AS) ke Ankara, Erdogan mengatakan, "(Presiden AS Joe) Biden mengatakan bahwa telah ada perkembangan yang menguntungkan."

Hubungan antara Ankara dan Washington telah tegang dalam beberapa tahun terakhir karena kerja sama AS dengan kelompok teroris YPG/PKK di Suriah, kegagalannya untuk mengekstradisi pemimpin Organisasi Teroris Fetullah (FETO) yang jadi buronan, ketidaksepakatan soal pembelian S- 400 oleh Turki, dan sanksi Washington terhadap Ankara.

AS mengatakan pihaknya bekerja sama dengan YPG/PKK di Suriah utara untuk memerangi kelompok teroris Daesh/ISIS, tetapi para pejabat Turki mengatakan menggunakan satu kelompok teroris untuk melawan yang lain tidak masuk akal.

Tentang pengakuan Republik Turki Siprus Utara (TRNC) ke Organisasi Negara-negara Turki sebagai anggota pengamat, Erdogan mengatakan, “Kami tidak perlu mendapatkan izin dari negara atau otoritas mana pun tentang keputusan ini. Dan keputusan ini sudah selesai."

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengumumkan penerimaan TRNC ke Organisasi Negara-negara Turki sebagai anggota pengamat.

“Kami selalu berada di sisi TRNC di mana pun,” kata Cavusoglu di Twitter.

Erdogan serukan dukungan dalam perang lawan terorisme

Berbicara tentang serangan teror di Jalan Istiklal Istanbul, Erdogan mengatakan, "Mereka yang mendukung organisasi teroris dengan dalih memerangi Daesh juga merupakan kaki tangan dalam setiap tetes darah serangan keji."

Presiden Turki menyerukan "dukungan tulus dari semua teman dan sekutu kami untuk perjuangan Turki yang lurus."

“Kami akan terus menerapkan strategi kami untuk menghilangkan ancaman teroris dari sumbernya,” pungkas dia.

Sedikitnya enam orang tewas dan 81 lainnya luka-luka dalam serangan bom pada hari Minggu, yang dikonfirmasi oleh pemerintah Turki dilakukan oleh kelompok teror YPG/PKK.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.