
ANKARA
Turki menyambut baik kesepakatan kebijakan baru tentang perlintasan di perbatasan antara Serbia dan Kosovo, kata Kementerian Luar Negeri negara itu pada Minggu.
“Kami menyambut baik kesepakatan yang dicapai antara Kosovo dan Serbia tentang penyeberangan perbatasan dengan kartu identitas. Kami berharap para pihak akan menyepakati hal-hal lain, terutama masalah pelat nomor, dengan waktu yang cepat,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Pada tanggal 31 Juli, Kosovo menunda aturan perlintasan di perbatasan hingga 1 September, Kamis ini setelah ketegangan meningkat di utara Kosovo, yang berbatasan dengan Serbia, karena aturan baru soal kartu identitas dan plat nomor.
Menyebut Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu telah berbicara via telepon dengan sejawatnya dari Kosovo dan Serbia untuk meredakan ketegangan, otoritas Turki juga terus meminta pihak-pihak untuk menahan diri dari tindakan yang meningkatkan ketegangan.
“Turki, sebagai negara Balkan, sangat mementingkan perdamaian dan stabilitas di Balkan dan mendukung penyelesaian masalah melalui dialog, serta inisiatif untuk tujuan ini. Turki akan terus berusaha untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan itu,” tambah pernyataan itu.
Pada Sabtu, Serbia dan Kosovo menyetujui kebijakan perbatasan baru di bawah proses dialog yang difasilitasi Uni Eropa (UE), kata kepala kebijakan luar negeri UE.
Diluncurkan pada 2011, Dialog Belgrade-Pristina yang dipimpin Uni Eropa bertujuan untuk menormalkan hubungan antara negara-negara tetangga di Balkan Barat.
Pertemuan tingkat tinggi terakhir dengan partisipasi Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti berlangsung pada 18 Agustus di markas besar layanan diplomatik UE di Brussels.
Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia pada 2008, di mana sebagian besar negara anggota PBB, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Jerman, dan Turki, mengakuinya sebagai negara terpisah yang otonom dari tetangganya.
Serbia masih terus menganggap Kosovo sebagai wilayahnya.