Türkİye, Dunia

Turki minta AS jadi sekutu NATO yang 'setia'

Menlu Turki mengatakan bahwa Turki adalah 'negara yang paling dapat diandalkan' dan 'tujuan terbaik untuk berinvestasi'

Maria Elisa Hospita  | 14.08.2018 - Update : 14.08.2018
Turki minta AS jadi sekutu NATO yang 'setia' Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. (Foto file - Anadolu Agency)

Ankara

Cansu Dikme, Merve Aydogan

ANKARA

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu meminta Amerika Serikat untuk menjadi "kawan dan sekutu NATO yang setia".

"Kami berharap AS setia pada hubungan persahabatan tradisional dan aliansi NATO kami," kata Mevlut Cavusoglu dalam pidato pembukaannya di Konferensi Duta Besar ke-10, di Ankara, Senin.

Sebanyak 249 duta besar Turki, dua diplomat, serta sejumlah diplomat luar negeri hadir dalam konferensi selama lima hari itu.

Cavusoglu mengatakan bahwa kedutaan besar negara itu berperan aktif dalam "meningkatkan hubungan ekonomi, budaya, dan industri pertahanan".

Dia juga mengatakan Turki adalah "negara yang paling dapat diandalkan" dan "tujuan terbaik untuk berinvestasi".

"Sangat disayangkan hubungan kami dengan AS sampai pada titik yang tidak kami inginkan," ujar Menlu Turki merujuk kepada hubungan Turki dan AS yang baru-baru ini memanas. Dia menambahkan bahwa Turki terbuka untuk diplomasi dan konsensus.

Cavusoglu juga memahami bahwa AS saat ini tengah mengalami "kebingunan strategis" karena politik domestiknya.

Hubungan Turki-AS memburuk setelah Washington menjatuhkan sanksi ke Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu dan Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul karena tidak membebaskan Pastor Amerika Andrew Brunson, yang diduga terlibat aktivitas terorisme di Turki.

Presiden AS Donald Trump pada Jumat menambah serangannya ke Turki dengan menaikkan tarif impor aluminium dan baja Turki, masing-masingnya menjadi 20 persen dan 50 persen. 

Hubungan dengan Iran, Rusia

Dalam kesempatan yang sama, Mevlut Cavusoglu menekankan pentingnya menjalin hubungan dengan Iran.

“Kami percaya bahwa Rencana Aksi Bersama Komprehensif adalah sebuah kesepakatan yang berguna. Meskipun AS telah meninggalkan kesepakatan itu, namun negara partisipan lainnya masih tetap berkomitmen," ujar dia.

Pada bulan Mei, Trump menarik partisipasi AS dari perjanjian nuklir yang ditandatangani pada tahun 2015 antara Iran dan kelompok negara P5+1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman).

Cavusoglu menegaskan bahwa hubungan dengan Rusia akan "tetap menjadi salah satu elemen mendasar" dalam kebijakan luar negeri Turki selama beberapa periode mendatang.

“Kami sangat transparan mengenai hubungan kami dengan Rusia. Inti dari hubungan ini bergantung pada rasa saling hormat dan kepentingan bersama," tambah Cavusoglu.

"Dengan prinsip transparansi, kami mengedepankan pandangan dan keyakinan kami pada isu-isu yang tidak kami setujui dengan Rusia," kata dia lagi.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.