Türkİye, Dunia

Survei: Pendidikan tinggi Turki memadai hadapi kuliah online

Sebanyak 100 persen staf akademik dan 97 persen mahasiswa menyatakan memiliki perangkat pembelajaran dan akses yang memadai, termasuk akses internet, untuk mengikuti pembelajaran online

M.A. Yekta Saraç  | 03.03.2021 - Update : 05.03.2021
Survei: Pendidikan tinggi Turki memadai hadapi kuliah online Ilustrasi. Mahasiswa di Turki (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

ISTANBUL

Survei menunjukkan para akademisi dan mahasiswa di Turki tidak memiliki masalah serius dalam alat maupun akses ke internet saat kuliah secara daring atau online di masa pandemi.

Presiden Dewan Pendidikan Tinggi Turki Yekta Sarac mengatakan 100 persen staf akademik dan 97 persen mahasiswa memiliki perangkat pembelajaran dan akses yang memadai, termasuk akses internet, dalam mengikuti pembelajaran online.

“Semua institusi memberikan dukungan. Demikian pula, di daerah pedesaan dan universitas yang baru didirikan, pemerintah kota setempat menyumbangkan alat teknologi kepada siswa,” ucap Sarac, saat merilis hasil penelitiannya pada Rabu.

Survei ini diikuti oleh 1.255.022 orang mahasiswa dan 27.820 staf akademik dari 207 universitas yang meliputi seluruh Turki.

Namun demikian, Sarac menyampaikan sebanyak 52 persen mahasiswa dan 51 akademisi menyatakan pembelajaran dan manfaat kursus online masih tidak memuaskan dari sisi kualitas.

“Jika pendidikan digital online akan menjadi bagian dari pendidikan tinggi, pembelajaran ini perlu dikembangkan lagi,” kata dia.

Sarac menerangkan para dosen membutuhkan banyak pengalaman untuk meningkatkan kualitas pembelajaran online.

Selain itu, mahasiswa juga memerlukan lebih banyak motivasi dan dukungan dalam mengikuti kuliah online.

Dia menerangkan dari disiplin Ilmu Kesehatan, kedokteran klinis, seni, olahraga, dan beberapa ilmu lain yang masih bergantung dan memerlukan akses ke laboratorium sehingga tidak dapat digantikan oleh pembelajaran jarak jauh.

“Oleh karena itu, pada musim semi, dengan persetujuan Kementerian Kesehatan, mahasiswa di bidang ini memulai pendidikan tatap muka dalam kelompok kecil secara hati-hati dengan mengikuti aturan perlindungan higienis terhadap infeksi,” ungkap Sarac.

Sarac juga menyampaikan banyak respons menunjukkan bahwa pengalaman mengajar dan belajar secara online adalah peluang yang baik dan memberikan ruang yang lebih fleksibel bagi perguruan tinggi.

“Kami memperkirakan bahwa situasi saat ini akan memberikan dorongan tertentu bagi perkembangan pendidikan tinggi digital di Turki,” ucap Sarac.

Turki memiliki populasi mahasiswa pendidikan tinggi terbesar di Area Pendidikan Tinggi Eropa dengan 207 universitas.

Sementara sebanyak 129 di antaranya adalah universitas negeri dan 78 di antaranya adalah universitas swasta dengan total hampir 8 juta mahasiswa.

Dari jumlah itu, sebanyak 3.002.964 mahasiswa tingkat diploma, 4.538.926 sarjana, 297.001 master, dan 101.242 doktor.

Setelah dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada 11 Maret 2020, sejak 16 Maret, universitas di Turki menangguhkan proses pengajaran tatap muka dan diganti dengan sistem online.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.