Serangan teror Houthi terhadap Arab Saudi naik berlipat ganda tahun ini
Lembaga think tank AS menganalisis lebih dari 4.100 serangan Houthi terhadap Arab Saudi antara tahun 2016 dan 2021

WASHINGTON
Serangan kelompok pemberontak Yaman, Houthi, terhadap target mereka di Arab Saudi meningkat dua kali lipat dalam sembilan bulan pertama tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020, menurut sebuah laporan yang dirilis Selasa.
Houthi melakukan kampanye perang yang semakin intens melawan Arab Saudi dan negara-negara lain di Teluk, kata laporan oleh lembaga pemikir Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan itu, Pasukan Pengawal Revolusi Islam-Quds Iran dan Hizbullah Lebanon telah memainkan peran penting dalam menyediakan senjata, teknologi, pelatihan, dan bantuan lainnya kepada kelompok itu.
CSIS mengatakan telah menganalisis 4.103 serangan Houthi terhadap Arab Saudi, di Yaman dan terhadap target lain di Teluk antara 1 Januari 2016 dan 20 Oktober 2021.
Bedasarkan penelitian, selama sembilan bulan pertama tahun 2020, pasukan Houthi melakukan serangan rata-rata 38 tiap bulan.
Tetapi selama periode yang sama pada 2021 Jumlah itu naik menjadi rata-rata 78 serangan, dengan total 702 serangan di sembilan bulan awal.
“Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh serangan Houthi di Marib, di mana 199 serangan terjadi selama sembilan bulan pertama tahun 2021,” imbuh pernyataan dari lembaga think tank itu.
“Pasukan Houthi juga melakukan 133 total serangan pada Agustus 2021 saja—jumlah tertinggi dalam satu bulan sejak setidaknya Januari 2016. Namun, serangan-serangan ini tidak terdistribusi secara merata di seluruh wilayah geografis,” tambah CSIS.
Yaman dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran merebut sebagian besar negara itu, termasuk Sana'a.
Koalisi yang dipimpin Saudi yang bertujuan untuk mengembalikan pemerintah Yaman telah memperburuk situasi, menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Sebuah laporan PBB baru-baru ini memproyeksikan bahwa pada akhir tahun, jumlah korban tewas dari konflik tujuh tahun akan mencapai 377.000 orang.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.