Dunia, Ekonomi, Nasional

Semangat Konferensi Asia Afrika 1955 sangat relevan di masa pandemi

Indonesia diharapkan mempererat kerja sama ekonomi dan kesehatan antar negara-negara Asia dan Afrika dengan memanfaatkan solidaritas yang pernah muncul di blok ini

Adelline Tri Putri Marcelline, Umar Idris  | 23.04.2021 - Update : 25.04.2021
Semangat Konferensi Asia Afrika 1955 sangat relevan di masa pandemi Presiden Indonesia Joko Widodo menyampaikan pidato secara virtual dari Jakarta dalam sidang umum PBB ke-75 di New York, Amerika Serikat, Rabu, 23 September 2020 (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA, Indonesia (AA) - Semangat Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang digelar pada 66 tahun silam di Bandung, Jawa Barat, masih sangat relevan bagi Indonesia dan negara-negara di Asia dan Afrika pada masa pandemi Covid-19 sekarang.

Pada 1955, presiden Indonesia pertama, Soekarno, mengumpulkan 29 kepala negara dan pemerintahan di Asia dan Afrika yang kebanyakan belum lama merdeka dari penjajahan.

Negara-negara yang berkumpul dalam KAA mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu.

Negara-negara itu memiliki semangat anti kolonialisme dan imperialisme oleh negara-negara blok Barat, dan menentang kompetisi dua kekuatan antara Amerika Serikat dan blok Timur (Komunis) Rusia.

Mereka juga menentang kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara dan Aljazair.

Selain Indonesia, penggerak konferensi ini ialah Burma (Myanmar), Sri Lanka, India dan Pakistan.

Pada pertemuan yang berlangsung 18 April hingga 24 April 1955 itu, Indonesia menggagas kerja sama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika, sekaligus meminta dukungan negara-negara KAA untuk merebut Papua dari pemerintah kolonial Belanda.

Para pengamat hubungan internasional yang dihubungi Anadolu Agency mengharapkan Indonesia saat ini perlu berperan lebih aktif lagi untuk membangun solidaritas antar negara Asia dan Afrika untuk saling memajukan ekonomi dan mengatasi masalah kesehatan selama pandemi Covid-19.

"Semangat membangun solidaritas bersama antar negara-negara non blok masih sangat relevan saat ini," kata Yon Machmudi, Kepala Program Pasca Sarjana Kajian Timur Tengah dan Islam, Sekolah Kajian Strategis dan Global Universitas Indonesia, kepada Anadolu Agency.

Menurut Yon, blok Asia Afrika saat itu adalah kekuatan baru yang tidak ikut blok Barat dan Komunis. "Di masa pandemi sekarang semangat ini harus digaungkan, dan dapat menjadi penyemangat untuk saling bekerja sama antara Asia dan Afrika," kata Yon.

Di masa pandemi, tambah Yon, kepentingan negara Asia dan Afrika menghadapi tantangan besar berhadapan dengan negara-negara Barat di Eropa maupun Amerika Serika (AS).

Antara lain kepentingan negara Asia dan Afrika untuk mendapatkan suplai vaksin yang cukup bagi warganya. "Di Asia dengan China yang cukup maju dalam memproduksi vaksin, dapat membantu negara-negara di Afrika," kata Yon.

Selain solidaritas menyediakan vaksin Covid-19, Asia dan Afrika dapat membangun kerja sama ekonomi yang lebih erat dari sebelumnya.

"Negara-negara Asia dan Afrika relatif masih terbelakang di bidang ekonomi, pandemi saat ini perlu jadi momentum memajukan ekonomi dan perdagangan," tambah dia.

Meski tidak ada lagi sosok pemersatu seperti Soekarno dulu, Indonesia masih dapat membangun solidaritas lebih kuat lagi dari era sebelumnya.

"Indonesia adalah negara besar, pemimpin Indonesia masih dipandang mampu untuk mengembalikan semangat kerjasama seperti dulu," terang Yon.

Muhammad Rifqi Muna, Co-founder lembaga riset ROOTS (Research and Operations on Technology & Society) mengatakan Indonesia perlu mengaktualisasi peristiwa dan perjuangan Konferensi Asia Afrika.

Jika dahulu presiden Soekarno berhasil mendapat dukungan dunia untuk mengambil Papua dari Belanda, antara lain melalui forum KAA, saat ini Indonesia perlu menggalang solidaritas blok ini untuk bekerja sama meningkatkan kualitas hidup di masing-masing negara Asia dan Afrika.

"Lingkungan dan ekosistem ekonomi dan politik saat ini begitu kompleks, di sini lah perlu kolaborasi dan bekerjasama," kata Rifqi kepada Anadolu Agency.

Sama halnya dengan Yon, Rifqi juga mendorong kekuatan non blok Asia Afrika bekerja sama lebih erat di masa pandemi ini untuk saling membantu ekonomi anggotanya.

"Kerja sama yang lebih kongkret, misalnya perdagangan, dengan tarif khusus anggota ini sangat memungkinkan dilakukan," tambah Rifqi.

Rifqi mengatakan, pola lama dalam pembangunan saat ini kembali muncul. Negara-negara di Asia dan Afrika sebagian besar masih terbelakang, khususnya di bidang ekonomi dan teknologi.

"Terjadi hegemoni oleh perusahaan-perusahaan teknologi global sehingga isu ini dapat dibicarakan oleh Indonesia bersama negara-negara di Asia dan Afrika," kata dia.

Rifqi berhadap peringatan KAA tidak sekadar menjadi acara rutin tahunan oleh Indonesia, namun Indonesia perlu menjadikannya sebagai momentum untuk memperjuangkan kepentingan nasional melalui jalur diplomasi dengan negara-negara lain.

Kementerian Luar Negeri Indonesia sependapat dengan para pengamat hubungan internasional untuk memanfaatkan semangat KAA bekerja sama di bidang ekonomi dan kesehatan.

"Nilai-nilai dan semangat KAA memang ternyata sangat relevan dengan kondisi saat ini," jawab Dahlia Kusuma Dewi, Kepala Museum Konperensi Asia Afrika yang dikelola oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia, kepada Anadolu Agency, Jumat.

Di saat pandemi Covid-19 sekarang, Indonesia menjadi koordinator (co-chairs) mekanisme vaksin dengan skema COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group (EG) bersama Ethiopia dan Kanada.

"Mekanisme ini bertujuan agar terwujud kesetaraan akses vaksin bagi semua negara," terang Dahlia.

Dahlia menambahkan, semangat KAA masih terus relevan sepanjang masa, khususnya bagi negara-negara Asia Afrika.

"Nilai-nilai utama KAA antara lain penghormatan terhadap kedaulatan negara-negara di dunia, kesetaraan, kerja sama internasional, dan hidup berdampingan secara damai," kata Dahlia.

Salah satu wujud semangat Asia-Afrika yang senantiasa didorong oleh Indonesia adalah upaya Indonesia dalam menggalang dukungan negara-negara di Asia dan Afrika untuk selalu mendukung kemerdekaan Palestina.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın