Sekjen NATO minta semua pihak di Libya untuk akhiri perang
"Operasi militer saat ini dan kemajuan di Tripoli meningkatkan penderitaan rakyat Libya," kata Stoltenberg

Ankara
Serife Cetin
ANKARA
Sekretaris Jenderal NATO mengungkapkan keprihatinan terhadap kekerasan yang berkecamuk di Libya, Rabu.
Dalam sebuah pernyataan, Jens Stoltenberg meminta semua pihak untuk menahan diri, menghentikan pertempuran dan mendukung upaya PBB untuk menengahi gencatan senjata.
"Kami sangat prihatin dengan situasi di Libya. Kami menyerukan semua pihak untuk mengakhiri pertempuran, seperti yang diminta oleh PBB," ujar Stoltenberg.
Kamis lalu, Komandan Khalifa Haftar, yang berafiliasi dengan pemerintah saingan yang berbasis di timur negara itu, meluncurkan operasi militer dengan tujuan untuk mengepung Tripoli.
"Operasi militer dan eskalasi di Tripoli saat ini meningkatkan penderitaan rakyat Libya dan membahayakan nyawa warga sipil," kata kepala NATO itu.
Utusan Khusus PBB untuk Libya Ghassan Salame juga mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan kehidupan warga di ibu kota Tripoli.
Dia menambahkan bahwa konferensi dialog nasional Libya yang didukung PBB telah ditunda dan akan dijadwalkan kembali setelah ketegangan berakhir.
Libya masih dilanda krisis kekerasan sejak 2011, ketika pemberontakan yang didukung NATO menyebabkan penggulingan dan terbunuhnya Presiden Muammar Khaddafi setelah empat dekade berkuasa.
Sejak itu, perpecahan politik Libya menghasilkan dua kursi kekuasaan saingan - satu di Al-Bayda dan satu lagi di Tripoli - bersama dengan sejumlah kelompok milisi bersenjata berat.