Dunia

Sejumlah bahasa daerah Pakistan terancam punah

Pakistan memiliki sebanyak 75 bahasa regiona, 8 di antaranya hampir punah

Chandni  | 23.02.2018 - Update : 23.02.2018
Sejumlah bahasa daerah Pakistan terancam punah

Pakistan

Aamir Latif

KARACHI, Pakistan

Pakistan memiliki label yang berbeda-beda - negara terpadat keenam dunia, salah satu negara juara olahraga cricket, juga sebagai tanah leluhur beberapa peradaban kuno.

Selain itu, negara Muslim dengan populasi 200 juta penduduk itu juga menjadi satu dari beberapa negara di dunia yang memiliki lebih dari 70 bahasa resmi.

Kawasan Gilgit-Baltistan di Pakistan, yang berbatasan dengan Tiongkok dan Afghanistan, memiliki 30 bahasa regional dengar akar Indo-Aryan, Indo-Persia dan Sino-Tibet.

Sebanyak 65 dari 75 bahasa yang dimiliki Pakistan adalah bahasa regional, sedangkan tujuh bahasa lain, termasuk Urdu dan Inggris adalah bahasa resmi di empat provinsi serta kawasan Kashmir dan Gilgit-Baltistan.

"Pakistan adalah salah satu negara dengan keragaman bahasa yang luar biasa. Namun sayangnya beberapa darinya terancam punah, akan punah atau sudah punah," kata Dr. Tafseer Ahmed, guru besar bahasa Mohammad Ali Jinnah University di Karachi.

Dia mengatakan dua bahasa kuno; satu dari peradaban Mohenjo Daro yang berusia 5.000 tahun dan satu lagi bahasa Domaaki dari Gilgit, dianggap sebagai bahasa yang sudah punah atau mati oleh ahli linguistik.

Di luar itu, ada pula sekitar delapan bahasa yang digunakkan oleh kurang dari 100.000 penduduk Gilgit-Baltistan dan kawasan Khyber Pakhtunkhwa, yaitu bahasa Badeshi, Torwali, Dameli, Gawar-Bati, Ushojo, Yidgha, Khowar dan Ormuri.

Sekitar 17 bahasa lain, termasuk bahasa Shina dan Balti, tercatat sebagai bahasa yang masih berkembang.

"Tidak hanya bahasa yang terancam punah yang berjuang untuk hidup, namun beberapa bahasa lain menghadapi nasib yang sama," kata Dr. Rauf Parekh, ahli linguistik, kepada Anadolu Agency.

Contohnya, bahasa Dameli yang digunakan 5.000 orang di lembah Chitral Valley. Di kawasan itu, bahasa Gawar-Bati dan Ushojo juga digunakan sekitar 15.000 orang. Namun jumlah setiap tahun semakin mengecil.

"Kita harus mengambil langkah agar mereka tetap hidup, setidaknya melalui catatan dan buku. Bila tidak, mereka bisa benar-benar hilang dalam beberapa tahun ke depan," kata Dr. Parekh.


- Era globalisasi

Beberapa ahli bahasa mengatakan globalisasi adalah ancaman terbesar bagi bahasa dan budaya daerah.

"Globalisasi menggerus bahasa-bahasa tradisional," kata Dr. Parekh. "Generasi muda lebih memilih bahasa yang dominan agar mudah memperoleh pendidikan dan pekerjaan."

Di kota-kota besar, makin banyak anak-anak muda belajar bahasa Inggris.

"Kelangsungan bahasa-bahasa daerah sangat tergantung pada ekonomi. Ketika seorang anak muda berbahasa Torwali atau Badeshi dituntut berbicara Inggris atau Urdu untuk belajar dan bekerja, otomatis dia tidak akan ngotot menggunakan bahasa ibunya," kata Dr. Ahmed.

Migrasi, menurut dia, menjadi faktor kedua yang menggerogoti bahasa-bahasa regional.

"Jutaan orang pindah dari wilayah-wilayah terpencil ke kota-kota besar seperti Karachi, Lahore, dan Islamabad di mana rata-rata penduduk berbincang menggunakan bahasa Urdu, Inggris, Sindhi atau Punjabi," terang Dr. Ahmed.


- Politik linguistik

Bahasa memainkan peran penting di ranah politik Pakistan, bukan hanya untuk menarik simpati masyarakat namun juga untuk meraup suara konstitusi, menurut Dr. Parekh.

"Selain partai-partai kecil di level nasional dan partai agama, kebanyakan partai politik menggunakan metode politik bahasa," katanya.

Dia memberikan contoh partai yang berkuasa saat ini, Pakistan Muslim League Nawaz, yang dipimpin oleh politisi asal Punjab Nawaz Sharif. Dengan gaya dan bahasa yang digunakan saat kampanye, alhasil provinsi Punjab menjadi pendukung terbesar Sharif.

Sedangkan oposisi sayap kiri Partai Warga Pakistan (PPP) dikepalai oleh mantan presiden Asif Zardari yang beretnis Sindhi dan didukung oleh sebagain besar provinsi Sindh.

Menurut data resmi, Punjabi adalah bahasa daerah yang paling digunakkan di Pakistan yaitu sebanyak 45 persen, diikuti Pashton (15 persen) dan Sindhi (14 persen). Beberapa bahasa yang umum digunakan antara lain adalah Balochi, Hindko, Brahui dan Kashmiri.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın