Politik, Dunia

Saudi harus hilangkan ketakutan kepada IM

Muta’ali mengatakan bahwa di Qatar tokoh seperti Yusuf al-Qaradawi beserta elit Ikhwanul Muslimin (IM) lainnya sangat dihormati karena kepakarannya

07.07.2017 - Update : 07.07.2017
Saudi harus hilangkan ketakutan kepada IM ARSIP FOTO

Regional

Shenny Fierdha 

DEPOK

Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia Dr. Abdul Muta’ali mengatakan pada Jumat (7/7) bahwa Arab Saudi mungkin merasa cemas terhadap Ikhwanul Muslimin, dan kecemasan ini kemudian berujung pada krisis Qatar.

Muta’ali mengatakan bahwa di Qatar tokoh seperti Yusuf al-Qaradawi beserta elit Ikhwanul Muslimin (IM) lainnya sangat dihormati karena kepakarannya. Sebaliknya, di Arab Saudi IM sangat dibenci karena adanya ketakutan jika IM menguasai Qatar dan Mesir, hal tersebut bisa mengubah tatanan monarki Arab Saudi.

“Saya rasa kekhawatiran [ketakutan] ini yang harus dihilangkan dari Arab Saudi. Terlebih akhir 2017 ini ada isu bahwa 50.000 mahasiswa S2 dan S3 [berkebangsaan] Arab Saudi akan kembali pulang setelah belajar di Eropa dan Amerika. Sekitar 30 – 40 persen dari mereka belajar filsafat, sosiologi, humaniora, antropologi, dll,” jelas Muta’ali kepada Anadolu Agency di Masjid Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.

“Apa artinya [kepulangan para mahasiswa tersebut]? Jika infrastruktur [Arab Saudi] belum siap, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka akan mengkritisi sistem tatanan yang sudah baku. Inilah yang dikhawatirkan.”

Menurut Muta’ali, hal ini tidak perlu dikhawatirkan jika Arab Saudi bisa menjamin kesejahteraan masyarakat dan masyarakat bisa duduk di parlemen.

“Memang ada wacana yang menyebutkan bahwa Arab Saudi [sebaiknya] menjadi seperti Inggris, Thailand, yang monarki konstitusional. Namun, yang dikhawatirkan oleh Arab Saudi adalah raja hanya sekedar menjadi boneka dan pemerintahan dijalankan oleh seorang prime minister [perdana menteri],” sambungnya.

“Kekhawatiran ini beralasan tapi tidak lantas [kekhawatiran] itu dilawan dengan sebuah pemutusan diplomatik terhadap Qatar. Hebatnya, Qatar pun tidak khawatir bahwa nanti IM akan mengubah monarki Qatar. Qatar sudah bertahun-tahun menjadi tempat suaka petinggi IM namun terbukti tidak pernah ada wacana bahwa IM akan berkuasa di Qatar lalu mengganti sistem pemerintahan Qatar.”

Sejak awal Juni 2017, sejumlah negara Arab termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab memutus hubungan diplomatik dengan Qatar dan menuding Qatar mendukung kelompok-kelompok teroris seperti Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). 

Di akhir Juni, negara-negara tersebut mengajukan 13 tuntutan kepada Qatar dan Qatar diberi waktu lebih dari satu minggu untuk merespons. Qatar telah menunjukkan penolakannya terhadap tuntutan tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın