Dunia

Rwanda peringati 25 tahun sejak peristiwa genosida

Presiden Paul Kagame berdoa agar tidak ada lagi negara yang mengalami genosida

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 08.04.2019 - Update : 09.04.2019
Rwanda peringati 25 tahun sejak peristiwa genosida Presiden Rwanda Paul Kagame. (Foto file - Anadolu Agency)

South Africa

Hassan Isilow

PRETORIA, Afrika Selatan 

Rwanda memperingati 25 tahun sejak peristiwa genosida yang kejam di negara itu, Minggu.

Presiden Paul Kagame mengatakan bahwa negaranya berdoa agar tidak ada orang di dunia ini yang harus menanggung kesengsaraan yang sama yang dihadapi Rwanda 25 tahun lalu, ketika lebih dari 800.000 orang dibantai dalam genosida.

“Jangan pernah menerimanya. Lawan ajaran tentang perpecahan dan kebencian yang menyamar sebagai penyelamat dan demokrat,” kata Kagame dalam pidatonya di Kigali Genocide Memorial, di mana lebih dari 250.000 korban dikuburkan.

Diperkirakan 800.000 minoritas Tutsi dan Hutu tewas selama peristiwa pertumpahan darah 100 hari yang diprakarsai oleh ekstremis Hutu pada 1994.

Genosida itu dipicu oleh pembunuhan Presiden Juvenal Habyarimana, seorang Hutu, pada 7 April 1994.

Ekstrimis Hutu yang diduga menyimpan kebencian terhadap Tutsi menuduh mereka menembak pesawat Habyarimana ketika pesawat itu mendarat di Bandara Internasional Kigali, yang memicu pembantaian massal.

Kagame, yang memimpin Front Patriotik Rwanda (RPF) dan mengakhiri genosida, berterima kasih kepada rekan senegaranya yang telah bergandengan tangan untuk membangkitkan kembali negara mereka setelah genosida.

“Pada 1994, tidak ada harapan, hanya kegelapan. Hari ini, cahaya memancar dari tempat ini," ujar Kagame, setelah menyalakan api peringatan yang akan menyala selama 100 hari masa berduka.

Dia mengatakan meskipun memiliki masa lalu yang menyakitkan, Rwanda telah kembali menjadi keluarga dengan bersatunya para rakyat.

Sejumlah pemimpin asing bergabung dengan Kagame pada peringatan genosida.

Mereka termasuk, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Perdana Menteri Belgia Charles Michel dan Presiden Niger Mahamadou Issoufou.

Selain itu, Presiden Kongo Brazzaville Denis Sassou N'gueso dan Presiden Djibouti Ismaïl Omar Guelleh juga turut menghadiri acara tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.