ISTANBUL

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengkritik keputusan Parlemen Eropa untuk menyatakan negaranya sebagai "negara sponsor terorisme."

“Saya pikir jelas bagi semua orang waras, saya tidak memiliki gelar kedokteran,” kata Lavrov menanggapi pertanyaan tentang masalah tersebut selama wawancara dengan Moscow TV di sela-sela Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) di ibu kota Armenia, Yerevan.

Pada Rabu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengusulkan untuk “mengakui Parlemen Eropa sebagai sponsor kebodohan” dalam pesan yang dipublikasikan di akun Telegram-nya.

Parlemen Eropa juga menetapkan Rusia sebagai negara yang “menggunakan sarana terorisme” setelah pemungutan suara menyetujui resolusi tersebut dengan 494 suara setuju, 58 menentang dan 44 abstain.

"Anggota parlemen menyoroti bahwa serangan dan kekejaman yang disengaja yang dilakukan oleh pasukan Rusia dan proksi mereka terhadap warga sipil di Ukraina, penghancuran infrastruktur sipil dan pelanggaran serius lainnya terhadap hukum internasional dan kemanusiaan merupakan tindakan teror dan merupakan kejahatan perang," kata sebuah pernyataan dari Parlemen Eropa.

Pernyataan juga meminta UE untuk “lebih jauh mengisolasi Rusia secara internasional, termasuk dalam hal keanggotaan Rusia dalam organisasi dan badan internasional seperti Dewan Keamanan PBB.”

“Karena UE saat ini tidak dapat secara resmi menunjuk negara sebagai sponsor terorisme, Parlemen meminta UE dan negara-negara anggotanya untuk menerapkan kerangka hukum yang tepat dan mempertimbangkan untuk menambahkan Rusia ke dalam daftar semacam itu,” tambah dia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyambut baik keputusan Parlemen Eropa tersebut.