Rusia bantah tudingan berencana menyerang Ukraina
Kepala Staf Umum Rusia menyoroti inisiatif Moskow yang bertujuan meredakan ketegangan dan memperkuat kendali senjata

Moskow
MOSKOW
Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov pada Kamis membantah bahwa Rusia merencanakan invasi ke Ukraina.
Pada briefing untuk atase militer di Moskow, Gerasimov mengatakan "informasi tentang dugaan invasi Rusia yang akan datang ke Ukraina adalah bohong."
Rusia melakukan semua kegiatan militer di wilayahnya sendiri, yang tidak memerlukan pemberitahuan dari negara lain, ujar dia.
"Negara-negara NATO memberikan perhatian yang berlebihan pada pergerakan pasukan di wilayah Federasi Rusia. Penempatan kembali unit selama pelatihan tempur adalah praktik rutin untuk angkatan bersenjata negara mana pun. Aktivitas militer dilakukan di wilayah nasional dan tidak memerlukan pemberitahuan,” imbuh dia.
"Informasi yang tersebar di media tentang dugaan invasi Rusia ke Ukraina adalah bohong," urai dia.
Namun, dia memperingatkan bahwa jika Ukraina mencoba menerapkan skenario militer untuk merebut kembali Donbass, Rusia akan menghentikannya.
"Setiap provokasi dari otoritas Ukraina pada penyelesaian paksa masalah Donbass akan ditekan," tegas dia.
Gerasimov menekankan untuk meredakan ketegangan, Rusia telah mengusulkan "persamaan keamanan baru" yang mencakup semua jenis senjata ofensif dan defensif yang memengaruhi stabilitas strategis, serta area konfrontasi baru - dunia maya, luar angkasa, dan kecerdasan buatan (AI).
Dia juga menuduh bahwa "alasan sebenarnya" dari penarikan AS dari Angkatan Nuklir Jangka Menengah dan perjanjian Open Skies adalah "keinginan AS untuk mencabut pembatasan pada pengembangan senjata."
Gerasimov mengingatkan proposal lain Rusia tentang kontra-moratorium penyebaran rudal di kawasan Asia-Pasifik, dengan mengatakan itu tetap berlaku.
Sementara itu, lebih dari 95 persen peluncur kekuatan nuklir strategis berbasis darat Rusia siap untuk digunakan dalam pertempuran jika terjadi serangan terhadap Rusia, kata dia.
Gerasimov menambahkan bahwa Rusia mencatat "peningkatan signifikan" dalam jumlah penerbangan AS di dekat perbatasan Rusia.
Selama penerbangan, pilot AS melatih penggunaan rudal jelajah dengan serangan rudal, kata Gerasimov.
Rusia tetap waspada dan mendeteksi semua pergerakan pesawat AS dan mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari insiden, tukas dia.