Türkİye, Dunia

Ribuan akun "palsu" manipulasi tagar HelpTurkey

Operasi manipulasi secara online bertujuan untuk merusak reputasi dan menempatkan pemerintah Turki dalam situasi yang sulit, kata pakar

Ali Murat Alhas  | 04.08.2021 - Update : 04.08.2021
Ribuan akun "palsu" manipulasi tagar HelpTurkey Kebakaran hutan di Turki (Foto file - Anadolu Agency)

Ankara

ANKARA 

Saat petugas pemadam kebakaran bekerja siang dan malam untuk menangani kebakaran hutan di Turki selatan, #HelpTurkey muncul jadi tagar yang sedang tren di sosial media.

Namun bedasarkan pemeriksaan cermat terhadap asal tagar dan akun yang mempopulerkannya, terungkap adanya upaya jahat dari luar negeri untuk merendahkan dan mendiskreditkan Turki, serta merusak persatuan nasional.

Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency, Marc Owen Jones – asisten profesor di Universitas Hamad Bin Khalifa Qatar dan seorang ahli disinformasi dan media sosial – menjelaskan bagaimana identitas palsu dan akun otomatis digunakan untuk mencoreng wibawa Turki.

“Tagar HelpTurkey yang dibagikan oleh 2,7 juta orang pasti dimanipulasi,” kata dia.

“Dengan manipulasi oleh akun palsu yang dijalankan oleh banyak akun dengan menggunakan satu orang atau satu entitas, akun ini mencoba untuk mendorong keterlibatan dan membuat tren hashtag,” jelas dia.

Mereka berusaha untuk menyebarkan sebanyak mungkin dan menjadikan tagar itu sebagai topik yang sedang tren.

Jones mengatakan bahwa tidak jelas mengapa "manipulasi sistematis" ini dimulai dan siapa yang berada di belakangnya.

“Orang atau lembaga yang melakukan operasi serupa mencoba menempatkan pemerintah negara-negara saat ini dalam situasi yang sulit. Organisasi yang melakukan ini memiliki banyak nama, seperti agensi PR, agensi periklanan,” imbuh dia.

Namun tujuan utama mereka, kata dia, bukan untuk benar-benar membantu Turki, melainkan membuat pemerintah terlihat lemah dan tak berdaya.

Terkait tujuan serangan sistematis di media sosial, Jones mengatakan bahwa mempengaruhi akses orang terhadap informasi, dan menambahkan persepsi mereka sendiri adalah strategi penting mereka.

"Apa yang ingin mereka lakukan dalam manipulasi ini adalah membuat orang mengklik Hashtag HelpTurkey dan membuat orang marah, cemas, dan panik," tutur dia.

Mereka juga ingin meyakinkan orang bahwa “pemerintah saat ini tidak berfungsi. Ini adalah tujuan dari serangan ini. Operasinya sangat besar dan mahal,” seperti yang bisa dilihat dari jumlah tweet yang terlibat, jelas dia.

Perlu berhati-hati

Menurut Jones, karena serangan sistematis seperti itu, pengguna media sosial harus menghindari berbagi hal-hal yang sumbernya tidak mereka ketahui, terutama pengguna yang lebih muda harus menjaga diri mereka sendiri dari manipulasi media sosial.

Mengomentari tujuan dari cuitan multibahasa yang diposting secara sistematis di bawah #HelpTurkey – seringkali dengan visual “Global Call” mengundang diseminasi internasional.

“Ini adalah sesuatu yang dibuat dengan metode salin-tempel dan bertujuan untuk membawa masalah ke platform internasional sebagai sebanyak mungkin,” ungkap dia.

“Yang aneh adalah ini telah dilakukan secara teratur dari akun bot persisten,” tambah dia, menggunakan istilah untuk akun otomatis yang dijalankan oleh perangkat lunak, bukan “pengguna” yang sering digambarkan di samping akun.

Jones menunjuk pada keanehan memiliki "pengguna media sosial yang tinggal di China di Jepang memberikan reaksi terhadap peristiwa ini (di Turki) dan menafsirkan peristiwa tersebut" sebagai kekuatan yang mencoba untuk merendahkan pemerintah Turki, namun hal tersebut menunjukkan bahwa ini adalah pengguna tidak asli.

Ribuan pengguna palsu

Jones menganalisis pertumbuhan topik dan bagaimana beberapa akun mendorong tagar dan kemudian dengan curiga menghapus cuitan mereka tak lama setelah menjangkau masyarakat global, beberapa banyak akun "HelpTurkey" yang bersemangat dengan cepat menghilang atau melompat ke nama yang berbeda.

“Sekarang saya tidak yakin tentang asal mula cuitan (HelpTurkey) ini, tetapi sebaran itu dibagikan oleh banyak selebritas Turki,” ujar dia.

“Banyak akun yang membagikan pesan ini kemungkinan adalah orang sungguhan, terinspirasi oleh selebriti dan pihak lainnya, meskipun yang tidak jelas adalah siapa yang menyuruh orang untuk menyalin dan memasang konten bahasa Inggris dan bukan hanya me-retweet-nya?” tutur dia.

Menurut Jones, "aspek aneh lain dari tren ini adalah panggilan multibahasa yang disalin dan ditempelkan" yang diterjemahkan menjadi "Turki sedang terbakar dan membutuhkan bantuan," banyak di antaranya bermaksud untuk menghasilkan opini tersebut.

"Jelas ada banyak manipulasi yang terjadi (dalam tagar) 'HelpTurkey'," tekan Jones.

“Selain didorong oleh orang-orang nyata dan selebritas, itu juga dimanipulasi secara artifisial oleh ribuan akun boneka,” imbuh dia, merujuk pada akun yang menggunakan identitas fiksi.

Karena banyak pengguna media sosial Turki mengidentifikasi #HelpTurkey sebagai plot terselubung dari luar negeri untuk menyerang reputasi negara dan persatuan nasionalnya, segera setelah itu sebuah tren tandingan berjudul #StrongTurkiye diluncurkan di Twitter, di mana para netizen menekankan bahwa negara Turki lebih dari mampu menangani masalah itu sendiri.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.