Dunia

Rasa kemanusiaan di titik nadir

Alif selalu memanggil ayahnya saat azan berkumandang

08.08.2017 - Update : 08.08.2017
Rasa kemanusiaan di titik nadir Kediaman MA di Desa Cikarang, Kota Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. (Iqbal Musyaffa - Anadolu Agency)

Regional

Iqbal Musyaffa

JAKARTA

Masyarakat Indonesia dikenal dengan keramahannya. Wajah murah senyum menjadi ciri khas bangsa ini. Namun, rasa kemanusiaan masyarakat kita kini berada di titik terendah. Mereka kini mudah tersulut emosi hanya karena berbeda pendapat.

Kini, kita tertampar dengan tragedi seorang yang diduga pencuri amplifier milik sebuah mushola di Babelan, Kabupaten Bekasi. Ia harus tewas meregang nyawa karena dibakar hidup-hidup. Pantaslah kini kita bertanya: apakah rasa kemanusiaan itu masih ada

Kejadian itu terjadi pada awal Agustus selepas shalat ashar. Korban berinisial MA merupakan warga Kampung Jati, Desa Cikarang, Kota Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Ia tinggal bersama anaknya, Alif (4 tahun) dan istrinya, Siti Zubaidah yang sedang mengandung. Mereka tinggal di rumah kontrakan sederhana, 35 km dari lokasi tewasnya MA yang sehari-hari bekerja sebagai teknisi servis amplifier.

Terlepas dari benar tidaknya MA pelaku pencurian amplifier, tidak sepatutnya warga bertindak semena-mena. Tindakan warga menghakimi MA di luar meja pengadilan jelas tak bisa dibenarkan.

Hukum di Indonesia mengatur larangan masyarakat melakukan persekusi dan penghakiman sendiri. Dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) pasal 351 ayat 1 diatur mengenai tuntutan bagi pelaku penganiayaan dengan hukuman pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Lalu, apabila penganiayaan dilakukan hingga menghilangkan nyawa korban, maka pada pasal 351 ayat 3 KUHP disebutkan hukuman berupa kurungan penjara paling lama 7 tahun. Meskipun aturan hukum sudah jelas, masyarakat seringkali tersulut melakukan tindakan anarkis.

Kepala Bagian Sumber Daya Polres Metro Bekasi AKBP, Yayuk Suwitaningsih, ketika ditemui di kediaman korban mengatakan, kasus ini sedang ditangani secara serius.

“Kini sudah 2 orang tersangka pengeroyokan yang ditahan. Dari hasil pendalaman perkara, masih ada 5 lagi terduga pelaku yang masih dilakukan pengejaran,” ujarnya kepada Anadolu Agency.

Menurutnya, berdasarkan barang bukti di lokasi, MA diduga melakukan tindak pidana pencurian. Meski demikian, Yayuk sangat menyayangkan tindakan warga yang menganiaya korban.

“Secara hukum tidak dibenarkan main hakim sendiri. Bila warga menangkap tangan pelaku pidana, maka harus diserahkan ke aparat berwajib,” tegasnya.

Kuasa hukum keluarga korban, Kamaludin, mengatakan, saat ini pihaknya berusaha mengawal kasus penganiayaan hingga tuntas.

“Kita akan terus pantau hingga seluruh pelakunya diproses sesuai hukum yang berlaku,” ucap dia.

Sebagai kuasa hukum, Kamaludin kini juga bertugas menjaga kondisi istri dan anak korban. Terlebih kondisi istri korban kini tidak stabil dan menurun kesehatannya akibat kelelahan melayani banyaknya tamu yang berkunjung.

“Kami mengendalikan setiap kunjungan yang ada untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga, apalagi istrinya sedang mengandung. Tim dokter dari kabupaten sempat datang untuk mengecek kondisi istri korban,” jelasnya. 

Hal yang paling menyayat hati adalah setiap azan berkumandang, Alif selalu menanyakan keberadaan ayahnya. Ketika masih hidup, Zoya terbiasa shalat berjamaah dengan ayahnya di mushola yang hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya.

Namun, ketika kita mulai mempertanyakan masih terisakah rasa kemanusiaan di hati masyarakat, ada sebagian lainnya yang tetap memiliki kemurahan hati membantu sesama. 

Salah satunya adalah bantuan yang disalurkan melalui Dompet Dhuafa. Lembaga kemanusiaan ini meringankan kehidupan Siti Zubaidah dan Alif setelah ditinggal MA. Kematian MA jelas membuat kehidupan keluarga terpuruk.

Manajer Pengembangan Sosial Dompet Dhuafa, Arif Rahmadi Haryono, mengatakan pihaknya kini fokus membantu kesulitan keluarga melalui pengurusan BPJS, biaya kehidupan, serta biaya persalinan ketika istrinya kelak melahirkan. 

“Kita juga akan membantu keperluan lainnya yang dibutuhkan keluarga, termasuk persiapan biaya pendidikan untuk Alif. Mudah-mudahan ini bisa membantu mengurangi beban keluarga yang ditinggalkan,” jelas dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın