Dunia, Nasional

Prototipe pesawat tempur kerja sama Korea Selatan-Indonesia resmi diluncurkan

Peluncuran pesawat KF-X/IF-X yang saat ini dinamakan KF-21 Boramae dihadiri oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto

Erric Permana  | 09.04.2021 - Update : 09.04.2021
Prototipe pesawat tempur kerja sama Korea Selatan-Indonesia resmi diluncurkan Prototipe pesawat tempur KF-21 Boramae kerja sama Korea Selatan-Indonesia. ( South Korea’s Defense Acquisition Program Administration )

Jakarta Raya

JAKARTA

Prototipe pesawat tempur proyek kerja sama Korea Selatan-Indonesia KF-X/IF-X yang kemudian dinamakan KF-21 Boramae resmi diluncurkan pada Jumat.

Peluncuran KF-21 Boramae yang dilakukan di Korea Selatan ini dihadiri langsung oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Saat diluncurkan, bendera kedua negara terpampang di tubuh pesawat yang dibuat di Korea Selatan itu.

Keterlibatan Indonesia sebelumnya sempat menjadi pertanyaan lantaran telat membayarkan pembiayaan proyek yang telah disepakati.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengucapkan terima kasih kepada Indonesia karena telah mempercayai potensi yang dimiliki negaranya serta menjadi mitra proyek kerja sama pembuatan pesawat tersebut.

"Kita akan terus menjadi mitra hingga kedua negara memiliki sistem produksi massal," ujar Moon Jae-in dalam peluncuran yang ditayangkan KTV di situs Youtube.

Presiden Joko Widodo dalam rekaman video yang ditayangkan saat peluncuran mengucapkan selamat kepada Korea Selatan.

Jokowi -- sapaan akrab Joko Widodo -- mengatakan sejak 2010 lalu, Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama pengembangan KF-X/IF-X untuk memenuhi pesawat tempur kedua negara dalam waktu 30-40 tahun ke depan.

Dia berharap peluncuran pertama pesawat tempur itu bisa memberikan manfaat positif pada hubungan kerja sama pertahanan kedua negara.

Sementara itu saat dikonfirmasi mengenai masih atau tidaknya keterlibatan Indonesia, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan ahli dari dalam negeri terlibat sejak awal dalam pembuatan.

"Indonesia melalui ahli-ahli kita terlibat sejak awal secara teknis dan mekanis pembuatan pesawat tersebut," ujar Dahnil kepada Anadolu Agency melalui pesan singkat pada Jumat.

Indonesia sebelumnya sepakat bekerja sama dengan Korea Selatan untuk membuat pesawat tempur yang dinamakan KFX/IFX.

Dalam kesepakatan itu, Indonesia akan menanggung sekitar 20 persen biaya pengembangan proyek.

Total proyek pengembangan pesawat itu senilai 8,8 triliun won atau sekitar USD7,9 miliar setara dengan Rp105 triliun dan Korea Selatan akan menanggung biaya sebesar 80 persen dari nilai proyek.

Namun, Indonesia menghentikan pembayaran setelah menyetorkan 227.2 miliar won atau sekitar Rp2,8 triliun.

Indonesia pun dinilai masih berhutang sekitar 500 miliar won atau setara dengan Rp6 triliun.

​​​​​​​Indonesia sempat mengajukan renegosiasi terhadap proyek itu.

Pada periode pertama pemerintahan Joko Widodo 2019 lalu, Indonesia meminta untuk menurunkan pembiayaan proyek dari sebelumnya 20 persen menjadi 15 persen.

Namun hingga periode kedua pemerintahan Jokowi dan pergantian menteri pertahanan, tidak ada informasi jelas apakah Indonesia masih terlibat atau tidak.

Indonesia juga sempat diisukan mundur dari proyek itu lantaran menargetkan untuk membeli pesawat tempur F-15EX dan Dassault Rafale.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.