Dunia, Ekonomi

Proteksionisme dan Covid-19 jadi penghambat perdagangan dunia

Kontraksi perdagangan dunia semester pertama 2020 sebesar minus 13,4 persen, jauh lebih dalam dibandingkan saat perang dunia kedua yang sebesar minus 10,4 persen

Iqbal Musyaffa  | 13.08.2020 - Update : 13.08.2020
Proteksionisme dan Covid-19 jadi penghambat perdagangan dunia Uap terlihat keluar dari ventilasi di New York City, AS, pada 15 April 2020. Ini adalah sistem pemanas yang dihasilkan oleh stasiun pembangkit uap dan dan disalurkan di bawah jalan-jalan Kota New York untuk memanaskan, mendinginkan, atau untuk membersihkan piring yang berguna untuk mensterilkan peralatan rumah sakit guna memutus rantai penyebaran virus korona (Covid-19). (Tayfun Coşkun - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Perdagangan internasional pada semester pertama terkontraksi sangat dalam hingga minus 13,4 persen sebagai dampak dari praktik dagang proteksionisme beberapa negara serta turunnya permintaan global akibat dari Covid-19.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine mengatakan kontraksi perdagangan tersebut bahkan jauh lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada saat perang dunia kedua yang sebesar minus 10,4 persen.

Dia mengatakan kecenderungan proteksionisme dalam perdagangan terlihat dari perang dagang Amerika dan China yang berdampak luas pada beberapa mitra dagang sehingga membuat pertumbuhannya melambat.

Kemudian, pada awal tahun terjadi pandemi Covid-19 yang memperparah kondisi tersebut.

Akibatnya banyak negara melakukan pembatasan sosial pada manusia dan juga arus barang sehingga membuat perdagangan global menjadi terbatas.

“Beberapa negara bahkan memprediksi perdagangan global sepanjang 2020 akan terkontraksi lebih dalam lagi,” ujar Pingkan dalam diskusi virtual, Kamis.

Menurut dia, prediksi tersebut berasal dari proyeksi UNCTAD sebesar minus 20 persen, WTO minus 13 hingga minus 32 persen, dan Uni Eropa minus 10 hingga minus 16 persen.

“Perlambatan perdagangan sebenarnya sudah terlihat sejak 2018 saat awal AS dan China berseteru dan memulai perang dagang yang dampaknya dirasakan secara global,” jelas Pingkan.

Pingkan mengatakan pada 2017 perdagangan global tumbuh 5,9 persen kemudian melambat pada 2018 menjadi 4 persen, kemudian pada 2019 hanya tumbuh 0,8 persen.

“Meski begitu, ada optimisme terjadi perbaikan pada perdagangan global di tahun 2021 dengan proyeksi pertumbuhan 5,3 persen,” lanjut dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.