Prancis kecam keputusan Aljazair usir 12 pejabatnya "sangat disesalkan"
"Kami berada dalam situasi yang sangat disesalkan," kata Barrot dalam sebuah wawancara dengan France Inter, memperingatkan bahwa tindakan tersebut telah menyebabkan memburuknya dialog antara Prancis dan Aljazair.

ISTANBUL
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot pada hari Rabu (15/04) menggambarkan keputusan Aljazair mengusir 12 pejabat Prancis sebagai "sangat disesalkan" dan "tidak dapat dibenarkan," karena ketegangan antara kedua negara meningkat.
"Kami berada dalam situasi yang sangat disesalkan," kata Barrot dalam sebuah wawancara dengan France Inter, memperingatkan bahwa tindakan tersebut telah menyebabkan memburuknya dialog antara Prancis dan Aljazair.
"Ini memang kasus di mana dialog memburuk secara tiba-tiba karena keputusan yang tidak dapat dibenarkan," katanya.
Ia mengonfirmasi bahwa Prancis telah menanggapi dengan mengusir 12 staf kedubes Aljazair yang ditempatkan di negara itu dan memanggil duta besarnya dari Aljazair untuk konsultasi.
"Kami menunjukkan, tanpa ambiguitas, kemampuan kami untuk menanggapi tanpa ragu-ragu dan dengan tegas," kata Barrot.
Barrot menekankan bahwa Prancis tidak berusaha untuk memperburuk situasi lebih lanjut.
"Saya tidak percaya pada pamer kekuatan lebih jauh," katanya, mencatat bahwa Paris bertujuan untuk menjaga kehati-hatian diplomatik.
Aljazair memerintahkan 12 pejabat kedutaan Prancis pada hari Senin untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam, setelah dakwaan terhadap tiga orang di Paris, salah satunya bekerja untuk konsulat Aljazair di Prancis, atas tuduhan terkait terorisme.
Sementara Barrot menahan diri untuk tidak berspekulasi tentang masa depan diskusi bilateral, ia menggarisbawahi pentingnya membangun kembali dialog dalam jangka panjang.
"Saya tidak akan membuat asumsi apa pun tentang masa depan diskusi kami dengan Aljazair," katanya.
"Saya hanya akan mengatakan jika kita menginginkan hasil bagi rakyat Prancis, cepat atau lambat, kita harus kembali ke dialog yang jujur, jelas, dan menuntut. Di situlah kita berada."