Politik, Dunia

PM Swedia: Pembakaran Al-Quran timbulkan 'situasi keamanan rumit' bagi Swedia

Swedia akan memperkuat kontrol perbatasan internal untuk mengidentifikasi risiko, dan pendatang ke negara, kata PM Swedia Ulf Kristersson

Beyza Binnur Donmez  | 02.08.2023 - Update : 07.08.2023
PM Swedia: Pembakaran Al-Quran timbulkan 'situasi keamanan rumit' bagi Swedia Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson. (Foto file - Anadolu Agency)

JENEWA

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada Selasa memperingatkan bahwa serangkaian aksi penistaan agama baru-baru ini di negara itu yang melecehkan kitab suci umat Islam, Al-Quran, menimbulkan "situasi keamanan yang rumit."

"Seperti yang diketahui semua orang, kami memiliki situasi keamanan yang kompleks baik di dalam maupun di sekitar Swedia. Kami memiliki narasi berbeda yang sedang disebarkan," kata Kristersson pada konferensi pers bersama Menteri Kehakiman Gunnar Strommer di Stockholm.

"Mungkin untuk mencegah masuknya kami ke NATO atau menyebarkan citra palsu tentang Swedia," kata Kristersson, sambil menjanjikan langkah-langkah untuk melindungi warga Swedia.

"Kami juga memiliki individu yang menyebarkan pesan kebencian. Sangat penting untuk menghentikan orang berbahaya datang ke Swedia," ujar dia.

"Kami saat ini melakukan kontak setiap hari dengan dinas intelijen Swedia. Menurut kami, situasinya begitu serius."

Kristersson menegaskan bahwa meningkatkan kontrol di perbatasan akan membantu mengidentifikasi orang yang dapat mengancam keamanan nasional negaranya.

Pemerintah Swedia akan memutuskan sebuah tindakan pada Kamis.

Sementara itu, Strommer menggarisbawahi pentingnya menghentikan "orang-orang berbahaya datang ke Swedia".

"Dalam praktiknya, ini berarti pemeriksaan terhadap siapa yang masuk ke Swedia harus ditingkatkan," sebut Kristersson.

Menteri kehakiman mencatat bahwa polisi juga akan meningkatkan kewenangan untuk menggeledah kendaraan dan melakukan pemeriksaan individual di dalam Swedia.

Menurutnya, tujuannya adalah untuk "memperkuat kerja polisi dan mencegah ancaman terhadap keamanan dalam negeri."

Revisi hukum cegah provokasi

Pemerintah saat ini tidak memiliki rencana untuk mengubah undang-undang Swedia tentang agitasi terhadap kelompok etnis untuk mencegah pembakaran Al-Quran di masa depan, kata Menteri Kehakiman Strommer.

"Fokusnya justru melihat bagaimana Undang-Undang Ketertiban Umum dapat disesuaikan untuk memberi polisi dan pemerintah wewenang yang lebih besar untuk memblokir aksi semacam itu, terutama ketika ada risiko keamanan yang meningkat," ucap dia.

Salah satu solusi potensial, kata Strommer, dapat menggunakan kekuatan darurat yang dapat digunakan pemerintah di bawah Undang-Undang Ketertiban Umum untuk mencegah demonstrasi.

Alternatifnya adalah mengubah undang-undang itu, tetapi ini membutuhkan penyelidikan pemerintah yang komprehensif yang dapat berlangsung lebih dari setahun sebelum mengeluarkan rekomendasi, tambah dia.

Strommer mengatakan bahwa untuk segera mengambil tindakan terhadap insiden semacam itu, pihak berwenang perlu menggunakan kekuatan darurat di bawah undang-undang saat ini.

Menurut penyiar publik SVT, tiga permintaan untuk melakukan aksi membakar Al-Quran telah ditarik oleh Salwan Momika, seorang pengungsi asal Irak di Swedia yang melecehkan kitab suci Al-Quran beberapa minggu terakhir, termasuk satu aksi di depan parlemen Swedia.

Beberapa bulan terakhir pembakaran atau penistaan terhadap Al-Quran telang berulang kali terjadi, terutama di negara-negara Eropa utara dan Nordik, yang memicu kemarahan dari negara-negara Muslim dan dunia. Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.