Dunia

Perdana Menteri Libya desak penghentian perang

"Darah semua rakyat Libya sangat berharga bagi kami," kata Fayez al-Sarraj

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 23.05.2019 - Update : 23.05.2019
Perdana Menteri Libya desak penghentian perang Ilustrasi: Bendera Libya. (Foto file - Anadolu Agency)

Ankara

Adil Essabiti dan Gulsen Topcu

TUNISIA

Perdana Menteri Libya pada Rabu menegaskan bahwa masih ada peluang untuk menghentikan pertumpahan darah di negara itu.

"Kami meminta saudara-saudara kami di Timur untuk menjauh dari perang ini. Darah semua rakyat Libya sangat berharga bagi kami," kata Fayez al-Sarraj.

Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan dengan Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi di mana mereka membahas perkembangan terkini di Libya.

"Kami mendekati penyelesaian damai untuk negara, tetapi serangan terhadap Tripoli secara fundamental mengguncang proses politik, menyeret negara itu ke pusaran kekerasan dan perang," kata Sarraj sambil menekankan bahwa ratusan nyawa telah hilang di kedua sisi.

"Masih ada peluang untuk menghentikan pertumpahan darah di Libya dan menyelesaikannya dengan dialog," tambah dia.

Sarraj menegaskan bahwa perjuangan di Libya bukanlah antara Timur dan Barat, tetapi antara negara sipil modern dan mereka yang ingin melakukan militerisasi dan kembali ke rezim totaliter.

Libya masih diliputi gejolak sejak 2011, ketika pemberontakan yang didukung NATO menyebabkan penggulingan dan terbunuhnya Presiden Muammar Khaddafi setelah empat dekade berkuasa.

Sejak itu, perpecahan politik Libya menghasilkan dua kursi kekuasaan saingan - satu di Al-Bayda dan satu lagi di Tripoli - bersama dengan sejumlah kelompok milisi bersenjata.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.