Dunia

Pemerintah Zimbabwe perintahkan pasukan militer tetap di ibu kota

3 orang tewas saat protes terhadap partai berkuasa yang dituduh mencurangi suara dalam pemilihan presiden pertama sejak Mugabe tersingkir

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 03.08.2018 - Update : 04.08.2018
Pemerintah Zimbabwe perintahkan pasukan militer tetap di ibu kota Pendukung pihak oposisi menghadang sebuah jalan di kota Harare untuk memprotes hasil pemilu Zimbabwe 1 Agustus 2018. ( Wilfred Kajese - Anadolu Agency )

Harare

John Cassim

HARARE, Zimbabwe 

Otoritas Zimbabwe mengatakan pasukan militer akan tetap berada di ibu kota Harare setelah protes pasca-pemilu berujung bentrok.

Menurut media lokal, tindakan kekerasan yang dilakukan pemerintah terhadap demonstran oposisi pada hari Rabu menewaskan sedikitnya 6 orang.

Polisi mengkonfirmasi ada 3 orang yang ditembak mati ketika aparat menggunakan peluru tajam untuk meredam para demonstran yang menuduh partai berkuasa Zanu-PF mencurangi pemilu.

Menteri dalam negeri Obert Mpofu mengatakan pemerintah tidak akan membiarkan aksi protes dan menuduh pemimpin partai oposisi telah menyulut kekerasan.

Situasi tegang mulai tenang pada hari Kamis ketika aparat memasang sejumlah barikade di semua jalan utama menuju keluar dari ibu kota

Sementara itu, pemimpin oposisi Nelson Chamisa menjenguk korban penembakan di berbagai rumah sakit di Harare.

Chamisa juga bertemu dengan keluarga korban tewas di rumah sakit utama Parirenyatwa, di mana dia mengutuk "penggunaan kekuatan yang berlebihan" oleh militer.

"Presiden Emmerson Mnangagwa, sangat disayangkan jika Anda yakin bahwa saya bertanggung jawab atas tewasnya orang-orang ini" ungkapnya merespon pertanyaan-pertanyaan media.

Pemimpin oposisi berusia 40 tahun tersebut mendesak Mnangagwa untuk membuktikan ucapannya dan mengungkapkan pada dunia siapa yang memerintahkan tentara untuk menembak dan membunuh.

Chamisa membantah adanya pertemuan yang dijadwalkan dengan Presiden Mnangagwa yang bertujuan untuk meredakan situasi yang bergejolak.

"Saya benar-benar terkejut, dia mengirim tweet, ya dialog memang baik untuk negara tetapi saya belum mendengar apa-apa dari Mnangagwa," kata Chamisa.

Meskipun hasil pemilihan belum diumumkan, aliansi oposisi MDC bersikeras kandidatnya, Nelson Chamisa, memenangkan pemungutan suara melawan Presiden Emmerson Mnangagwa yang berkuasa.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın