Dunia

PBB: Organisasi yang lindungi hak imigran di Yunani berada di bawah tekanan

Kebijakan migran Athena memiliki 'efek mencekik' pada kelompok pembela hak asasi manusia, kata pakar badan HAM PBB

Merve Berker  | 23.06.2022 - Update : 24.06.2022
PBB: Organisasi yang lindungi hak imigran di Yunani berada di bawah tekanan Ilustrasi (Foto file - Anadolu Agency)


ANKARA

Para pembela hak asasi manusia di Yunani berada "di bawah tekanan berat" ketika berusaha melindungi para pengungsi, pencari suaka, dan migran di negara itu, kata badan hak asasi manusia PBB pada Rabu.

“Keadaan geopolitik dan kurangnya dukungan oleh Uni Eropa (UE) telah menimbulkan pertanyaan terhadap Yunani bahwa banyak negara lain belum ditanyai mengenai masalah migrasi,” kata Pelapor Khusus PBB Mary Lawlor mengenai kesulitan yang dihadapi oleh para pembela hak asasi manusia di Yunani dalam sebuah pernyataannya di akhir kunjungan 10 hari di negara itu.

“Pendekatan Pemerintah saat ini untuk masalah ini ditentukan oleh pembingkaian migrasi sebagai masalah keamanan dan pencegahan,” tutur dia.

 “Apa yang telah dipupuk untuk pengungsi, pencari suaka, migran dan pembela hak asasi manusia yang bertindak dalam solidaritas dengan mereka, adalah suasana ketakutan – khususnya ketakutan akan kriminalisasi,” ucap Lawlor.

“Pembela di negara yang bekerja untuk memastikan hak-hak pengungsi, pencari suaka dan migran dihormati, saat ini berada di bawah tekanan berat,” urai dia, sambil mengatakan para migran, yang berusaha memastikan bahwa hak-hak mereka dilindungi, juga menghadapi risiko yang meningkat di negara mereka.

“Yang paling ujung tombak adalah penuntutan, di mana aksi solidaritas dimaknai kembali sebagai tindakan kriminal, khususnya kejahatan penyelundupan manusia,” tutur dia.

“Dampak negatif dari kasus-kasus semacam itu berlipat ganda dengan kampanye kotor yang mengabadikan citra palsu para pembela HAM ini,” kritik Lawlor, seraya menggarisbawahi bahwa kebijakan migrasi negara itu memiliki “efek mencekik” pada masyarakat sipil Yunani.

Dia mengungkapkan bahwa kebijakan ini menciptakan “iklim ketakutan dan ketidakamanan” sementara juga memungkinkan pejabat tinggi Yunani untuk “menyerang dan merusak” pekerjaan LSM hak asasi manusia.

Turki dan kelompok HAM telah berulang kali mengutuk praktik ilegal Yunani dalam mendorong kembali pencari suaka, dengan mengatakan itu melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan hukum internasional dengan membahayakan kehidupan migran yang rentan, termasuk perempuan dan anak-anak.

Turki telah menjadi titik transit utama bagi pencari suaka yang ingin menyeberang ke Eropa untuk memulai kehidupan baru, terutama mereka yang melarikan diri dari wilayah perang dan penganiayaan.

Sudah menampung 4 juta pengungsi, lebih banyak dari negara lain mana pun di dunia, Turki mengambil langkah-langkah keamanan baru di perbatasannya secara manusiawi guna mencegah masuknya migran baru.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
pbb
Bu haberi paylaşın