Para pemimpin NATO sebut Putin buat 'kesalahan strategis yang mengerikan'
Para pemimpin NATO mengutuk invasi Rusia ke Ukraina

BRUSSELS
Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina adalah "kesalahan strategis yang mengerikan," kata para pemimpin NATO pada Jumat, bersumpah untuk memperkuat sayap timur aliansi itu.
“NATO mengutuk dalam istilah sekuat mungkin invasi skala penuh Rusia ke Ukraina, yang dimungkinkan oleh Belarus," kata sebuah pernyataan bersama setelah pertemuan luar biasa para kepala negara dan pemerintah NATO untuk membahas operasi militer Moskow dan tanggapan sekutu terhadapnya.
Para pemimpin mendesak Rusia untuk segera menghentikan intervensi militer dan menarik pasukan dari Ukraina.
“Serangan yang telah lama direncanakan terhadap Ukraina, negara yang merdeka, damai dan demokratis, brutal dan sepenuhnya tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan,” kata para pemimpin, menggarisbawahi bahwa dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia dan Belarus atas tindakan mereka.
"Keputusan Presiden Putin untuk menyerang Ukraina adalah kesalahan strategis yang mengerikan, di mana Rusia akan membayar harga yang mahal, baik secara ekonomi maupun politik, untuk tahun-tahun mendatang," kata para pemimpin NATO, menjanjikan "sanksi besar-besaran dan belum pernah terjadi sebelumnya."
NATO menyatakan solidaritas penuhnya dengan presiden, parlemen, dan pemerintah Ukraina, serta dengan "orang-orang pemberani" negara itu.
Aliansi militer ini juga menegaskan kembali "dukungan tak tergoyahkan" untuk kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial Ukraina dalam perbatasan yang diakui secara internasional.
Mereka berjanji untuk "menarik semua konsekuensi yang diperlukan untuk pencegahan NATO, postur pertahanan" dan untuk mengerahkan pasukan "pertahanan tambahan yang signifikan" ke bagian timur aliansi.
Pada Kamis, NATO memutuskan untuk mengaktifkan rencana pertahanannya yang memungkinkannya untuk menyebarkan pasukan dengan lebih mudah di wilayah NATO.
Intervensi militer Rusia di Ukraina memasuki hari kedua pada hari Jumat, dengan laporan terbaru menunjukkan bahwa pasukan Rusia bergerak menuju ibu kota Kyiv dari beberapa arah.
Putin telah memerintahkan intervensi militer pada Kamis, hanya beberapa hari setelah mengakui dua wilayah yang dikuasai separatis di Ukraina timur.
Dia mengklaim bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki negara tetangga, tetapi ingin "demiliterisasi" dan "denazifikasi" Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia mencoba membangun pemerintahan boneka dan mengatakan Ukraina akan membela negara mereka dari agresi Rusia.
Ketegangan mulai meningkat akhir tahun lalu ketika Ukraina, AS dan sekutunya menuduh Rusia mengumpulkan hampir 150.000 tentara di perbatasan dengan Ukraina.
Mereka mengklaim Rusia sedang bersiap untuk menyerang Ukraina, tuduhan yang secara konsisten ditolak oleh Moskow.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia mencoba memasang pemerintahan boneka dan mengatakan Ukraina akan membela negara mereka dari agresi Rusia.