Dunia

Pakar: Jika perang pecah, Azerbaijan akan rebut Nagorno-Karabakh dari Armenia

Pakar Turki dari SETA mengatakan ada banyak alasan di balik permusuhan Armenia terhadap Azerbaijan dan salah satunya bisa menjadi upaya untuk mengalihkan perhatian Turki

Muhammad Abdullah Azzam  | 29.09.2020 - Update : 29.09.2020
Pakar: Jika perang pecah, Azerbaijan akan rebut Nagorno-Karabakh dari Armenia Sebuah meriam milik pasukan Azerbaijan menembakkan amunisi ke arah posisi pasukan Armenia pada 28 September 2020. Pasukan Azerbaijan menguasai beberapa dataran tinggi di sekitar Desa Talis. (Dok. Kementerian Pertahanan Azerbaijan - Anadolu Agency)

Istanbul

Gulsum Incekaya

ISTANBUL

Konfrontasi langsung antara Azerbaijan dan Armenia mungkin dapat berubah menjadi perang terbatas atau berkepanjangan, ungkap pakar keamanan.

Hal tersebut dikarenakan hubungan internasional dan regional, dan yang pertama mungkin mendapatkan kembali kendali atas Karabakh yang diduduki, atau wilayah Nagorno-Karabakh, ungkap Murat Yesiltas, kepala studi keamanan lembaga think-thank SETA.

Yesiltas mengomentari peningkatan ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia dan bagaimana konflik dapat dibentuk oleh perkembangan regional dan internasional.

Pada Minggu, pasukan Armenia melepaskan tembakan terhadap penduduk sipil Azerbaijan, sementara serangan balik pasukan Azerbaijan berhasil menyelamatkan beberapa desa di bawah pendudukan Armenia.

Pada Senin, Azerbaijan mengumumkan keadaan perang di 19 provinsi dan daerah, termasuk ibu kota Baku di tengah eskalasi tersebut.

Masalah Nagorno-Karabakh adalah hasil dari perilaku permusuhan Armenia yang jauh dari sarana diplomatik, kata Yesiltas, seraya menambahkan pemerintah Baku telah mulai menyadari bahwa masalah ini hanya dapat diselesaikan melalui adu otot.

"Rakyat dan negara Azerbaijan mulai melihat dengan jelas bahwa Nagorno-Karabakh tidak dapat ditarik kembali melalui jalur diplomatik, dan satu-satunya solusi yang tersisa adalah solusi militer," ujar dia menekankan bahwa serangan provokatif Armenia mendorong cara berpikir ini di kalangan otoritas Azerbaijan.

Azerbaijan menggunakan haknya untuk membela diri dalam beberapa tahun terakhir melawan agresi Armenia, jelas dia menabmbahkan bahwa tentara negara itu telah mengembangkan dirinya dalam bidang teknologi dan sangat siap menanggapi serangan Armenia.

Pakar Turki itu juga mengatakan ada banyak alasan di balik permusuhan Armenia terhadap Azerbaijan dan salah satunya bisa menjadi upaya untuk mengalihkan perhatian Turki.

Yesiltas menambahkan pemerintah Ankara sudah menangani masalah di berbagai bidang seperti Mediterania Timur, Libya, dan Suriah.

"Mereka telah menarik perhatian Turki ke dalam konflik antara Azerbaijan dan Armenia, sementara pintu diplomasi terbuka penuh di Mediterania Timur. Mereka mungkin berusaha untuk memberikan pesan kepada Turki atau melemahkan jalur diplomasinya," sebut dia.

Menurut Yesiltas, pemerintah Armenia berupaya mengkonsolidasikan opini publiknya melalui serangan dan menggunakan diasporanya.

Dia memperingatkan bahwa ketegangan dapat berkembang menjadi perang antar negara dalam waktu singkat, dan mengatakan lingkungan politik dan militer regional dan internasional cocok untuk konflik semacam itu, tetapi aktor seperti Turki, Rusia, dan AS dapat membuat perbedaan.

Namun, perang skala besar dapat membuat Azerbaijan merebut kembali wilayah Nagorno-Karabakh karena negara tersebut berhasil merebut kembali beberapa desa beberapa hari yang lalu.

Hubungan antara kedua negara bekas Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, atau wilayah Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.

Empat Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB serta banyak organisasi internasional menuntut penarikan pasukan pendudukan.

OSCE Minsk Group - diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS - dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.