
Jakarta Raya
Iqbal Musyaffa
JAKARTA
Organisasi Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam peluncuran OECD Economic Survey Indonesia sebagai rangkaian pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 di Bali, Rabu, menyebut kondisi ekonomi Indonesia sangat positif.
Survei ekonomi Indonesia oleh OECD dilakukan secara berkala setiap dua tahun sejak 2008. Survei tahun 2018 ini juga menandai peringatan 10 tahun kolaborasi pemerintah Indonesia dengan OECD dalam program ini.
Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria mengatakan hasil survei memprediksi pertumbuhan Indonesia 5,2 persen pada tahun ini dan 5,3 persen pada 2019.
“Ekonomi Indonesia semakin berkembang sehat dan bonus demografi akan semakin mempercepat pertumbuhan tahun depan,” ungkap Gurria.
Pertumbuhan positif ekonomi Indonesia menurut dia, ditopang oleh tingkat kepercayaan (confidence level) kepada pemerintah Indonesia yang lebih tinggi daripada semua negara-negara OECD.
“Hasil temuan survei ini bisa menjadi basis untuk kerjasama ke depan dalam konteks OECD-Indonesia Joint Work Program,” kata Gurria.
Namun, hal terpenting menurut dia, adalah bagaimana menciptakan kondisi yang dapat menjamin generasi mendatang mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik.
Untuk itu infrastruktur, edukasi, kesehatan, dan kualitas kerja masih menjadi tantangan yang harus diselesaikan untukk memastikan pertumbuhan Indonesian berkelanjutan dan inklusif.
Survei ini imbuh Gurria, juga dilakukan dengan mengakomodasi dua faktor penting yakni meningkatkan pendapatan publik untuk pertumbuhan secara bersahabat dan menggenjot pariwisata dalam rangka promosi keberlangsungan pembangunan daerah.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut positif hasil survei terkait pandangan umum OECD terhadap ekonomi Indonesia yang dianggap sangat positif dan sangat menginspirasi.
Survei ini menurut Menteri Sri, menekankan agar pemerintah harus menaikkan pendapatan, memperkuat pemuda sebagai aset pembangunan yang belum termanfaatkan, serta memperkuat sektor pariwisata.
Menanggapi tiga hal itu, Menteri Sri mengutarakan bahwa pemerintah telah mempersiapkan target peningkatan pemasukan pajak menjadi 16,4 persen pada 2019, kemudian sejumlah program peningkatan kapasitas pemuda seperti pendidikan anak usia dini, dan akses terhadap sertifikasi guru dan dana operasional sekolah.
“Sedangkan untuk pariwisata, Presiden memberi perhatian khusus dan telah mengalokasikan dana khusus untuk mendukung pariwisata, serta terus melakukan pendekatan holistik sesuai dengan strategi nasional pariwisata,” ungkap Menteri Sri.
Kemitraan dengan OECD ini lanjut dia, adalah kesempatan untuk membagi pengalaman secara dua arah mengenai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Pengalaman pembangunan yang dilakukan negara maju OECD terdapat banyak pelajaran yang bisa digali untuk Indonesia, kita bisa ambil pengalaman mereka yang evidence based,” aku Menteri Sri.
Menteri Sri juga mengatakan bahwa Indonesia menjalin kerjasama dengan OECD karena sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia yang senang belajar dan senang berbagi pengalaman.
Kerja sama Indonesia dan OECD meliputi area kebijakan ekonomi dan pembangunan yang mencakup administrasi dan kepatuhan perpajakan, pembangunan infrastruktur, perlindungan lingkungan, pengembangan UKM, perlindungan sosial, pendidikan, dan kesehatan.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.