Politik, Dunia

Nikaragua rayakan Revolusi Sandinista di tengah protes

Perayaan ini tetap dilakukan meski pemerintah mengusulkan dilakukannya pemilu lebih awal untuk meredakan kerusuhan karena reformasi tersebut

Astudestra Ajengrastrı  | 20.07.2018 - Update : 20.07.2018
Nikaragua rayakan Revolusi Sandinista di tengah protes Presiden Nikaragua Daniel Ortega (tengah) berpidato di hadapan para pendukungnya dalam peringatan 39 tahun Revolusi Sandinista di lapangan "La Fe" di Managua pada 19 Juli 2018. Ortega menyalahkan "kejahatan yang kejam", para uskup katolik dan Amerika Serikat atas gelombang kerusuhan yang berusaha ia kendalikan, saat ia merayakan pada Kamis 39 tahun revolusi sayap kiri yang membawanya ke tampuk kekuasaan. ( Stringer - Anadolu Agency )

Mexico

Alix Hardy

MEXICO CITY

Kelompok pro-pemerintah di Nikaragua merayakan peringatan 39 tahun Revolusi Sandinista pada Kamis, di saat protes masyarakat yang meminta para pemimpin negara tersebut untuk turun terus terjadi.

Pada 19 Juli 1979, Front Pembebasan Nasional Sandinista (FSLN) menggulingkan pemerintahan Anastasio Somoza Garcia dan mengambil alih kekuasaan, membawa mantan pejuang gerilya Daniel Ortega ke tampuk kekuasaan untuk pertama kalinya.

Presiden Ortega, istrinya, dan Wakil Presiden Rosario Murillo mengundang para pejabat dari Venezuela dan Kuba untuk mengamati perayaan ini. Foto-foto yang dirilis oleh pemerintah menunjukkan kerumunan orang yang mengingat kembali peristiwa ini dengan poster-poster Sandinista berwarna merah dan hitam, juga bendera putih-biru Nikaragua.

Institut Telekomunikasi Nasional berkata bahwa semua stasiun televisi dan radio diharuskan menyiarkan pidato Ortega dalam siaran langsung selama peringatan ini.

"Ada banyak orang, tapi tak sebanyak tahun lalu," kata Wilfred Miranda, jurnalis koran lokal El Confidencial, melalui Twitter saat meliput acara ini.

Tanggal 19 Juli juga merupakan peringatan tiga bulan dimulainya protes besar-besaran melawan Ortega, 72 tahun, yang telah berkuasa selama 11 tahun setelah sebelumnya memimpin negara tersebut pada 1979-1990. Protes dimulai pada 18 April ketika pemerintahan Nikaragua mengumumkan reformasi jaminan sosial yang dengan cepat berubah menjadi gerakan menuntut Ortega dan istrinya turun.

Namun Ortega tetap menjauh dari permintaan oposisi, menolak keinginan para pedemo yang menuntut pemilihan umum lebih cepat di 2019, dari jadwal semula pada 2021. Pada saat itu, masa jabatannya selama tiga kali berturut-turut dijadwalkan berakhir.

Dia juga memerintahkan perlawanan keras kepada para pemrotes. Pada pekan ini, pasukan pro-pemerintah meluncurkan operasi untuk mengambil alih Masaya yang dikuasai pemberontak, sebuah kota dengan jarak 30 kilometer di selatan dari ibu kota, Managua.

Pasukan paramiliter juga dilaporkan mencari para pemimpin protes dari pintu ke pintu.

Protes anti-pemerintah dan represi kekerasan ini membuat setidaknya 280 orang tewas dan lebih dari 1.800 lainnya terluka, menurut Komisioner Tinggi PBB.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.