Politik, Dunia

Negara-negara Eropa desak persatuan dan stabilitas di Suriah setelah jatuhnya rezim Assad

Menlu Jerman Annalena Baerbock mengatakan berakhirnya rezim Suriah merupakan kelegaan besar bagi jutaan warga Suriah

Ahmet Gencturk  | 09.12.2024 - Update : 12.12.2024
Negara-negara Eropa desak persatuan dan stabilitas di Suriah setelah jatuhnya rezim Assad Kaja Kallas, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan.

ATHENA

Uni Eropa dan negara-negara Eropa lainnya pada Minggu menyerukan persatuan dan stabilitas di Suriah setelah jatuhnya rezim Assad di Suriah.

“Kediktatoran Assad yang kejam telah runtuh,” kata Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen pada X.

"Eropa siap mendukung upaya menjaga persatuan nasional dan membangun kembali negara Suriah yang melindungi semua minoritas," tambah von der Leyen.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas juga mengomentari hal itu di X.

“Berakhirnya kediktatoran Assad merupakan perkembangan yang positif dan telah lama ditunggu,” kata Kallas.

Mengatakan jatuhnya rezim Assad juga menunjukkan kelemahan Iran dan Rusia, pendukung rezim tersebut, dia menambahkan, "Prioritas kami adalah memastikan keamanan di kawasan tersebut. Saya akan bekerja dengan semua mitra yang konstruktif, di Suriah dan di kawasan tersebut."

Prancis juga mengomentari perkembangan di Suriah dan menyebutnya sebagai “hari bersejarah.”

“Rakyat Suriah sudah terlalu menderita. Bashar al-Assad meninggalkan negara yang kehabisan darah, kehilangan sebagian besar penduduknya yang dipaksa mengungsi, dibantai, disiksa, dan dibom dengan senjata kimia oleh rezim dan sekutunya.”

“Prancis memberikan penghormatan kepada semua korban rezim ini,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.

Prancis mendesak warga Suriah untuk memanfaatkan momen ini guna menyembuhkan perpecahan dan membangun masa depan yang damai, sambil menekankan pentingnya persatuan dan rekonsiliasi.

Berbicara kepada Sky News, Wakil Perdana Menteri Inggris Angela Rayner mengatakan: "Yang perlu kita lihat adalah resolusi politik yang sejalan dengan resolusi PBB. Kita perlu melihat warga sipil dan infrastruktur terlindungi. Terlalu banyak orang yang telah kehilangan nyawa. Kita perlu stabilitas di wilayah itu.”

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga menyambut baik jatuhnya Bashar al-Assad, dengan menyebutkan bahwa penindasan brutal rezimnya telah merenggut ratusan ribu nyawa dan memaksa jutaan orang meninggalkan Suriah, banyak di antaranya mencari perlindungan di Jerman.

"Akhir kekuasaan Assad atas Suriah adalah kabar baik. Yang penting sekarang adalah hukum dan ketertiban segera dipulihkan di Suriah. Semua komunitas agama, semua kelompok minoritas harus menikmati perlindungan sekarang dan di masa mendatang," imbuh dia.

Senada dengan itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyerukan agar proses politik inklusif segera dilakukan di Suriah menyusul runtuhnya rezim Assad, dan menekankan perlunya melindungi minoritas etnis dan agama.

“Masyarakat Suriah berhak mendapatkan masa depan yang lebih baik. Mereka telah melalui banyak hal yang mengerikan. Satu generasi telah tumbuh di bawah ancaman pengungsian, perang, kesulitan, dan kekurangan kemanusiaan yang terus-menerus,” imbuh dia.

Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengajukan permohonan kepada para pihak untuk melindungi warga sipil dan kaum minoritas, lapor lembaga penyiaran publik RAI.

Dia juga menekankan perlunya menghindari krisis migrasi baru yang dapat disebabkan oleh ketidakstabilan di Suriah.

“Kami menunggu pertemuan Doha untuk membuat kemajuan menuju solusi politik,” tambah Tajani.

Wakil Perdana Menteri Belgia Petra De Sutter mengatakan, "Setelah 53 tahun kediktatoran Assad, era baru telah dimulai bagi warga Suriah. Ada harapan setelah puluhan tahun ketakutan dan penindasan. Sekarang ada ruang untuk sistem demokrasi di mana semua warga negara terwakili dan kaum minoritas dilindungi."

Kementerian Luar Negeri Rumania menekankan "perlunya menjaga persatuan dan integritas wilayah Suriah."

"Perlindungan hak-hak dasar bagi semua warga negara di Suriah, termasuk kaum minoritas, harus dijamin. Rumania menekankan kebutuhan mendesak untuk melanjutkan proses politik berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254," ungkap otoritas Rumania.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın