Dunia

Menteri Susi imbau pengusaha manfaatkan momentum perang dagang

Ini kesempatan Indonesia meningkatkan produktivitas dan menggenjot ekspor ke negara Paman Sam, ujar Menteri Kelautan dan Perikanan RI

Hayati Nupus  | 21.09.2018 - Update : 22.09.2018
Menteri Susi imbau pengusaha manfaatkan momentum perang dagang Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (Foto File - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Hayati Nupus

JAKARTA

Pemerintah mengimbau agar pengusaha memanfaatkan momentum perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) untuk menggenjot nilai ekspor perikanan Indonesia.

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pujiastuti mengatakan banyak eksportir China yang kesulitan untuk memasok produk perikanannya ke Amerika Serikat seiring terjadinya perang dagang itu.

“Ini kesempatan kita untuk meningkatkan produktivitas dan mengambil keuntungan,” kata Susi, Jumat, di Jakarta.

Kesempatan itu, kata Susi, berlaku tak hanya bagi pengusaha perikanan, melainkan juga pengusaha sektor lain seperti manufaktur dan kerajinan tangan.

Namun Susi mengingatkan agar pengusaha tak meminjamkan nama perusahaan Indonesia ke perusahaan China.

Peristiwa serupa pernah terjadi di Indonesia, kata Susi, pada 2004. Waktu itu tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat lebih murah ketimbang dari China atau Vietnam.

Alih-alih meningkatkan nilai ekspor produk Indonesia, pengusaha dalam negeri malah mengirimkan udang produksi China atas nama perusahaan Indonesia.

Dampaknya, tambah Susi, AS mengancam akan mengembargo produk Indonesia.

“Akhirnya kita mengakui, meminta maaf dan tidak jadi embargo, karena AS mau tes DNA udang itu,” menurut Susi.

Apalagi, kata Susi, produksi perikanan Indonesia meningkat, seiring kebijakan penenggelaman kapal bagi kapal berbendera asing yang mencuri ikan secara ilegal di perairan Indonesia.

Catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) produksi perikanan tangkap Indonesia pada 2017 sejumlah 6,42 juta ton. Angka ini meningkat ketimbang pada 2016 yang hanya 6,1 juta ton dan 2015 sebanyak 6,2 juta ton.

Begitu pula, ekspor perikanan pada semester tahun ini meningkat menjadi 510 ribu ton, naik 7,21 persen ketimbang tahun lalu yang hanya 475 ribu ton.

Sedang nilai ekspor perikanan pada semester tahun ini, ujar Susi, meningkat menjadi USD 2.272 juta, naik 12,88 persen ketimbang periode serupa tahun lalu USD2.013 juta ton.

Sejak kebijakan penenggelaman kapal itu pula, rangking produksi perikanan Indonesia di Asia Tenggara terus meningkat.

Jika dulu neraca perdagangan perikanan Indonesia berada di bawah Thailand dan Vietnam, kini posisinya berbeda.

Menurut International Trade Center per Maret 2018, kata Susi, neraca perdagangan perikanan Indonesia sebesar USD,441 juta. Jauh melampaui Thailand 129,564 juta dan Vietnam USD22,59 juta.

“Sekarang kita nomor satu di ASEAN,” kata Susi.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın